PARADAPOS.COM - Setelah 11 pekan penuh penderitaan akibat blokade total, harapan kembali menyapa warga Gaza. Pada Kamis, 22 Mei 2025, konvoi pertama bantuan kemanusiaan PBB akhirnya berhasil masuk ke wilayah yang terkepung tersebut melalui pos perbatasan Kerem Shalom/Karem Abu Salem.
Sebanyak 90 truk yang membawa nutrisi, obat-obatan, tepung, hingga barang penting lainnya mulai mendistribusikan bantuan kepada warga yang selama berbulan-bulan menghadapi kelaparan ekstrem dan krisis kesehatan.
“Ini adalah momen penting, tetapi belum cukup. Jumlah bantuan masih jauh dari memadai untuk 2,1 juta penduduk Gaza,” tegas Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) dalam pernyataan resminya.
Sekitar 500 palet pasokan gizi diturunkan di gudang UNICEF di Deir al-Balah, termasuk makanan terapeutik dan suplemen berbasis lipid yang menyasar anak-anak dan kelompok rentan. Bahan-bahan tersebut akan dibagi menjadi paket kecil dan dikirim ke puluhan titik distribusi.
Sejumlah toko roti di Gaza selatan dan tengah yang sebelumnya lumpuh, kini kembali beroperasi berkat dukungan World Food Programme (WFP). Mereka memproduksi roti untuk didistribusikan lewat dapur umum.
Meski demikian, OCHA menegaskan bahwa banyak kebutuhan dasar masih belum terpenuhi: makanan segar, bahan bakar rumah sakit, perlengkapan kebersihan, serta pemurni air belum diizinkan masuk oleh otoritas Israel.
Juru bicara Sekjen PBB Antonio Guterres, Stephane Dujarric, menyampaikan bahwa hampir 500.000 warga Gaza kini berada di ambang kelaparan, berdasarkan analisis terbaru Integrated Food Security Phase Classification.
“Pasar membutuhkan pasokan komersial seperti buah dan sayuran segar agar bisa pulih. Truk bantuan saja tidak cukup,” kata Dujarric.
Namun, tim kemanusiaan di lapangan harus menghadapi tantangan berat. Perjalanan menuju perbatasan kerap tertunda selama berjam-jam akibat aktivitas militer Israel, dan rute aman menuju Gaza kerap berubah-ubah.
Di tengah masuknya bantuan, kekerasan belum berhenti. OCHA melaporkan serangan terhadap tenda pengungsian dan bangunan tempat warga berlindung, menyebabkan korban jiwa. Rumah Sakit Al Awda di Gaza utara bahkan terbakar akibat serangan, dan gudang obat-obatannya rusak berat.
Sumur air di beberapa wilayah juga tidak beroperasi karena tidak bisa diakses atau kehabisan bahan bakar, menambah beban warga di tengah krisis kemanusiaan yang belum menunjukkan tanda mereda.
“Akses kemanusiaan harus dibuka penuh—dari Gaza selatan hingga utara. Bantuan harus sampai ke semua titik,” tegas OCHA.
Sumber: herald
Artikel Terkait
Ahmed El Ahmed: Pahlawan Muslim Bondi, Donasi Tembus Rp16 Miliar Usai Selamatkan Korban Penembakan
Penembakan Bondi Sydney: Rabbi Pendukung Israel Tewas dalam Serangan Teror
Foto Rahasia Epstein Dibuka: Daftar Lengkap Tokoh Dunia yang Terseret Skandal
Kim Jong-un Eksekusi 30 Pejabat: Fakta Banjir Mematikan & Hukuman di Korea Utara