Oleh karena itu, bendera merah yang dikibarkan di atas makam mereka, atau di masjid-masjid penting seperti Jamkaran di Iran, melambangkan bahwa "darah para martir Karbala masih belum terbalaskan."
Bendera Merah di Zarih Karbala
Di atas Zarih (kubah makam) Imam Husain di Karbala, bendera merah dikibarkan setiap tahun menjelang bulan Muharram dan diganti menjadi bendera hitam selama peringatan Asyura—hari ketika tragedi itu diperingati secara massal oleh umat Syiah di seluruh dunia.
Namun, ketika bendera merah dikibarkan di luar momen tahunan, seperti yang terjadi pada 2020 atau 2025 ketika Iran merespons pembunuhan jenderal mereka atau serangan dari luar, hal ini dianggap sebagai isyarat simbolik bahwa darah yang tumpah belum dibalas dan akan ada pembalasan dari pihak yang dizalimi.
Makna Strategis dan Psikologis
Selain simbol religius, pengibaran bendera merah juga membawa pesan politik dan militer.
Ia menjadi bentuk komunikasi simbolik kepada lawan bahwa "waktu pembalasan akan datang."
Di tengah konflik geopolitik Timur Tengah, simbol seperti ini menjadi bagian dari narasi perang dan perlawanan.
Bendera merah di Karbala bukan hanya menyampaikan kisah duka masa lalu, tetapi juga menghidupkan semangat perlawanan terhadap penindasan dalam konteks kekinian.
Ia menjadi pengingat abadi bahwa sejarah berdarah belum selesai, dan keadilan sejati masih dituntut oleh mereka yang percaya akan keberanian, pengorbanan, dan harga diri.
Sumber: VIVA
Artikel Terkait
Serangan Israel di Khan Younis Tewaskan Anak-Anak, Langgar Gencatan Senjata
Dampak Shutdown AS: 10.000+ Penerbangan Ditunda & Dibatalkan, Ini Penyebabnya
Krisis Pangan Gaza: Bantuan Tak Sampai, Warga Kelaparan Pasca Gencatan Senjata
Trump Ingin Bantu Zohran Mamdani Pimpin New York, Tapi...