DPR Desak Pemerintah dan OKI Hentikan Perang Saudara Sudan, Korban Jiwa Ribuan

- Selasa, 04 November 2025 | 19:50 WIB
DPR Desak Pemerintah dan OKI Hentikan Perang Saudara Sudan, Korban Jiwa Ribuan

Tanggung Jawab Moral OKI

Sukamta menegaskan OKI memiliki tanggung jawab moral berperan aktif menghentikan konflik di Sudan, mengingat negara tersebut mayoritas penduduknya beragama Islam dan merupakan anggota OKI. "Sudan adalah bagian dari dunia Islam. Karena itu, sudah sepatutnya OKI tidak tinggal diam," tegasnya.

Krisis Kemanusiaan Sudan yang Semakin Parah

Perang saudara di Sudan kembali menyita perhatian dunia setelah bentrokan antara militer Sudan (SAF) pimpinan Jenderal Abdel Fattah Al-Burhan dan pasukan paramiliter RSF di bawah Letjen Mohamed Hamdan Dagalo (Hemedti) menewaskan ribuan orang dan menghancurkan kota-kota besar. Kedua jenderal yang sebelumnya bersekutu ini kini saling memperebutkan kendali atas pemerintahan.

Pendudukan El Fasher dan Korban Jiwa

Setelah pengepungan 18 bulan, RSF berhasil merebut Kota El Fasher akhir Oktober 2025. Kota berpenduduk 1,2 juta jiwa ini mengalami krisis parah dimana warga bertahan hidup dengan pakan ternak akibat tidak ada pasokan makanan dan obat-obatan.

Berdasarkan laporan Sudan Doctors Network dan Al Jazeera, sedikitnya 1.500–2.000 orang tewas hanya dalam beberapa hari setelah RSF mengambil alih kota. Video yang telah diverifikasi menunjukkan penyiksaan, eksekusi warga sipil, serta serangan terhadap rumah sakit dan fasilitas kesehatan.

Pengungsian Massal dan Kuburan Massal

Lebih dari 26.000 warga dilaporkan mengungsi ke Kota Tawila, sementara sekitar 177.000 orang masih terjebak di El Fasher tanpa akses bantuan kemanusiaan. Temuan Yale Humanitarian Research Lab melalui citra satelit juga mengungkap indikasi genosida dengan adanya gundukan besar diduga kuburan massal dan genangan darah di area konflik.

Halaman:

Komentar