"Pembiayaan pendidikan dan riset tetap terus harus diupayakan seoptimal mungkin, bukan hanya dari APBN dan APBD tapi juga pemanfaatan dana abadi yang kita miliki, termasuk mungkin menghubungkan dengan industri lewat matching fund, ini juga penting," jelas Presiden.
Presiden Jokowi menyampaikan, optimalisasi anggaran tersebut juga dimaksudkan untuk meningkatkan rasio penduduk berpendidikan magister (S2) dan doktoral (S3) terhadap populasi produktif.
Saat ini, lanjut Presiden, rasio penduduk berpendidikan S2 dan S3 terhadap populasi produktif di Indonesia cukup rendah yaitu di angka 0,45 persen.
Baca Juga: Merkid's Deklarasikan Pemilu Damai Ajak Semua Pihak Jaga Kondusifitas Wilayah Yogyakarta
"Sekali lagi saya sangat paham semua upaya tersebut membutuhkan anggaran, membutuhkan pembiayaan di tengah tekanan berat fiskal kita, tapi apapun yang namanya sumber daya manusia menjadi sangat penting dalam 5-10 tahun ke depan dan itu akan menjadi kunci," tuturnya.
Terakhir, Presiden Jokowi mendorong seluruh perguruan tinggi untuk terus berkolaborasi untuk bersama-sama mewujudkan kemajuan bangsa.
"Saya mengajak seluruh perguruan tinggi untuk menguatkan kolaborasi dan sinergi serta melahirkan lebih banyak solusi-solusi untuk mewujudkan kemajuan negara kita Indonesia," ucapnya.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: pojokmalioboro.com
Artikel Terkait
Pelaku Pengibar Bendera GAM di Lhokseumawe Diamankan Bawa Senpi Colt M1911 dan Sajam
Kebijakan Jokowi dan Dampak Karpet Merah untuk WN China di Indonesia: Analisis Lengkap
Bripda Muhammad Seili Tersangka Pembunuhan Zahra Dilla: Motif Cinta Segitiga & Kronologi Lengkap
Gempa Agam Sumbar M 4.7 Hari Ini: Pusat, Kedalaman & Dampak Terkini 2025