Ary juga memberikan petunjuk mengenali hoax, seperti asal sumber yang mencurigakan. Ia menyoroti ciri-ciri berita bohong, termasuk judul yang provokatif dan hiperbolik.
Dudi Hartono menyoroti faktor biologis manusia sebagai faktor utama dalam penyebaran hoaks di masyarakat, mengutip penjelasan pakar neurosains, Sam Harris. “Ada bias kognisi dan konfirmasi dalam otak manusia,” kata Dudi.
Kedua pembicara sepakat bahwa peningkatan literasi digital menjadi kunci untuk mengantisipasi penyebaran berita palsu.
Baca Juga: Ndaru Habib Luthfi Deklarasi Dukung Prabowo-Gibran, TKN: Jadi Tambahan Energi Pemenangan
Ary menyarankan melakukan cek fakta (fact checking), sementara Dudi merekomendasikan pendekatan skeptisisme dan penundaan penyebaran informasi.
Di tempat terpisah Iqbal Irsyad, Ketua Satgas Anti Hoax PWI Pusat, menegaskan bahwa seminar semacam ini merupakan bagian dari program satgas untuk tindakan preemptif dan preventif kepada masyarakat, selain tindakan korektif melalui pemantauan dan klarifikasi informasi.
Artikel asli: jakarta.suaramerdeka.com
Artikel Terkait
SBY vs Jokowi: Purbaya Klaim Zaman SBY Rakyat Makmur, Mesin Ekonomi Jokowi Pincang
Dosen UMS Buka Suara Soal Gelar SE dan MM Iriana Jokowi yang Dipertanyakan
Polisi Makassar Pakai Rubicon Plat Palsu Cuma Ditegur, Kok Bisa Tidak Ditilang?
Istri TNI Diduga Selingkuh dengan Pratu Risal, Terbongkar Saat Sedang Mandi