PARADAPOS.COM - Ketua Satuan Tugas Pemberantasan Judi Online Hadi Tjahjanto mengungkapkan secara demografi total terdapat sebanyak 2,37 juta pemain judi online di Indonesia.
"Sesuai data demografi pemain judi online, usia di bawah 10 tahun itu ad Yoa 2 persen dari pemain. Total ya 80 ribu yang terdeteksi," kata Hadi Tjahjanto saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Rabu (19/6/2024).
Judi online tidak hanya menyasar warga biasa bahkan aparat negara sampai anggota DPR kabarnya juga terjerat judi online.
Kepala Biro Humas Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Natsir Kongah mencatat transaksi terkait aktivitas judi online mencapai angka Rp 5 triliun.
Natsir menyebut jumlah Rp 5 triliun itu berasal dari akumulasi aktivitas judi online dalam periode lima tahun terakhir.
Sekitar 5.000 rekening terkait kegiatan judi online telah diblokir pemerintah.
Sebagian uang dari 5.000 rekening yang diblokir itu mengalir ke 20 negara, sebagian besar diantaranya ke negara-negara di Asia Tenggara.
Berkunjung ke Singapura, Seru dan Tak Terduga bisa Hidupkan Kembali Impianmu
Pemerintah tak tinggal diam. Menko Polhukam Hadi Tjahjanto ditunjuk selaku Ketua Satuan Tugas Pemberantasan Judi Daring melalui Keputusan Presiden Nomor 21 Tahun 2024 tentang Satuan Tugas Pemberantasan Judi Daring.'
Menguntungkan Bisnis Judi Online
Kondisi ini membuat situs judi mengeruk keuntungan besar.
Diantaranya marketing situs judi yang turut mendapatkan gaji dan pendapatan yang besar.
Alvero misalnya (bukan nama sebenarnya).
Dia mengaku baru saja pulang dari Filipina Maret 2024 lalu setelah bekerja selama satu tahun sebagai telemarketing situs judi online di sana.
Warga Cilincing, Jakarta Utara itu pulang dalam kondisi sehat walafiat, namun tanpa tabungan.
Alvero tak bisa menahan gelora jiwa mudanya selama merantau ke Negeri Lumbung Padi.
Gaji tiap bulan dipakainya untuk foya-foya.
Nyaris tiap malam, Alvero bersama WNI pegawai situs judi lainnya yang bekerja di Filipina berangkat ke diskotik.
Setelah puas pesta minuman keras, Alvero seringkali membayar perempuan tuna susila untuk memuaskan nafsunya yang sudah di ubun-ubun.
Pada akhirnya, Alvero pulang ke Indonesia tanpa membawa apapun kecuali penyesalan.
"Nggak ada sih, nggak bisa beli apa-apa dari kerja di situs judi, karena kesalahan gua sih," kata Alvero kepada TribunJakarta.com, Rabu (19/6/2024).
"Gua tiap di sana, tiap gajian buat dugem, foya-foya, main cewek, karena di sana cewek-ceweknya gampang semua. Jadi akhirnya gua berada dalam lingkaran setan semua," kelakarnya menyesal.
Berawal dari Frustasi Pengangguran
Pria lajang berusia 27 tahun itu mengaku terpaksa bekerja di situs judi karena sudah frustasi mencari pekerjaan di Jakarta.
"Di Jakarta ini gimana ya, kerja susah, persyaratan juga banyak banget, harus ini lah, itu lah, jadi orang mikirnya kayak, frustasi gitu," katanya.
Sebagai seorang lulusan SMA, ia sempat bekerja di beberapa tempat, termasuk menjadi pekerja gudang di salah satu perusahaan jasa pengiriman di Jakarta Timur.
Namun, ketika pandemi Covid-19 merebak, Alvero kena getahnya.
Perusahaan tempat Alvero bekerja harus melakukan pemecatan kepada sejumlah karyawan, termasuk dirinya.
"Habis itu gua nyari kerjaan ke sana ke mari, nggak ada kerjaan sama sekali," kata dia.
Alvero yang sedang kesulitan mencari pekerjaan tiba-tiba dihubungi temannya.
Artikel Terkait
Dugaan Kekerasan Polisi Terhadap Buruh Makassar: Kronologi Penangkapan hingga Gugatan Praperadilan
PDIP Pertanyakan Logika Pengusulan Soeharto Jadi Pahlawan Nasional: Nasib Para Reformis Bagaimana?
Profesor Sindir Jokowi Soal Investasi Sosial Whoosh, Cuitan Viral hingga Netizen Tanya ke AI
Tragis! Pekerja Bangunan Tewas Jatuh dari Lantai 4 Gedung di Gowa, Diduga Terpeleset Saat Cuci Badan