Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said, mengungkapkan kegelisahannya terkait maraknya kasus korupsi di Indonesia. 
Lewat kanal YouTube miliknya, Ia mempertanyakan arah bangsa ini, mengingat semakin besarnya nilai korupsi yang terungkap dari waktu ke waktu.
"Belakangan saya sering bertanya, ini negara apa? Bangsa ini sedang dibawa ke mana? kalau setiap bulan, setiap pekan, muncul kasus-kasus korupsi yang memalukan," ujar Sudirman Said, Selasa 11 Maret 2025.
Ia mengulas jika dahulu masyarakat dikejutkan dengan kasus korupsi proyek e-KTP senilai Rp2,5 triliun, kini angka yang muncul bisa mencapai ratusan hingga ribuan triliun.
Meski menegaskan tersangka korupsi tetap harus dihormati proses hukumnya, Sudirman mengkritik bagaimana kekuasaan seolah menjadi jalan untuk mencuri, bukan untuk melayani rakyat.
"Korupsi yang marak, hukum yang tidak bisa ditegakkan, kebijakkan yang berubah-ubah membuat ekonomi kita tidak bisa melompat seperti yang dialami negara-negara lain," jelasnya.
Ia juga menyoroti betapa kolusi yang akut telah melumpuhkan sistem check and balance, sementara nepotisme yang tak terkendali menghancurkan meritokrasi.
"Orang diangkat bukan karena prestasi atau integritasnya, tapi karena anak siapa atau keponakan siapa," tegasnya. 
Sumber: rmol
Foto: Sudirman Said/Ist
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
Projo Belum Jadi Partai? Ini Analisa Pakar Soal Tantangan Berat Menuju Parlemen
Viral Aksi Pengendara Motor Adang Ambulans Bawa Pasien di Bandung, Pelaku Ditilang!
Kakek 82 Tahun Tewas Hanyut di Sungai Kande Api Pangkep, Sempat Hilang 3 Hari
Uya Kuya Ditelepon Jenderal Gara-Gara Hoaks Gaji DPR: Kronologi & Klarifikasi Lengkap