Saya masuk ke benteng ini pada Oktober 2010, merasakan denyut para suhada di bawah pimpinan Salahuddin, yang berjuang pada Oktober 1187 merebut kembali kota suci Yerusalem, setelah 88 tahun dikuasai Pasukan Salib.
Saladin
Dunia Barat menamainya Saladin. Nama lengkapnya Yusuf bin Najmuddin al-Ayyubi, namun lebih populer dengan nama Salahuddin Al-Ayyubi. Dilahirkan di Tikrit, Irak, 1137 M, Salahuddin bukan asli Mesir, melainkan Kurdi, namun memimpin Mesir dan mendirikan Dinasti Ayyubiyyah, yang berkuasa di Mesir, Suriah, sebagian Yaman, Irak, serta Mekkah.
Setelah menundukkan Dinasti Fathimiyah, yang Shiah, Salahuddin —yang dikenal juga sebagai ulama Sunni — ini menata pemerintahan baru di Kairo, yang berpusat di Bukit Muqattam, tempat yang kini dikenal sebagai Benteng Salahudin atau Qal’ah Salahuddin, Citadel of Salah al-Din. Salahuddin mendirikan banyak madrasah dan rumah sakit.
Salahuddin memperlihatkan ketangguhannya sebagai pemimpin dengan mematahkan serangan Tentara Salib dan pasukan Romawi Binzatium di Mesir. Pada Oktober 1187, Salahuddin — yang menyatukan pasukan Mesir dan Suriah — menyerang dan berhasil menguasai Yerusalem, yang selama 88 dikuasai pasukan Salib.
Kekalahan ini sangat memukul para pemipin negara-negara Eropa —Jerman, Prancis, Portugal, dan Inggris — yang tergabung dalam Pasukan Salib. Mereka menyiapkan pasukan yang dikomandoi Richard 1 (Richard Lion Heart) dari Inggris. Perang Salib lll pecah pada 1189-1192.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: jakarta.suaramerdeka.com
Artikel Terkait
140 Pegawai Ditjen Pas Dikirim ke Nusakambangan, Terungkap Dampak Kasus Ammar Zoni
Prabowo Alokasikan Uang Sitaan Korupsi CPO Rp13 Triliun untuk Tambah Kuota Beasiswa LPDP
Mahasiswa Gelar Demo 1 Tahun Prabowo-Gibran, Lalu Lintas Jakpus Macet Total
Ammar Zoni Bukan Terkait Peredaran Narkoba di Rutan, Ini Penjelasan Resmi Ditjenpas