Selain mendukung pernyataan Purnawirawan Prajurit TNI, Said Didu juga mengusulkan 4 (empat) poin harapan, yaitu:
(1) Presiden Prabowo harus menghentikan “perselingkuhan” dengan Solo dan Oligarki.
(2) Melakukan pemberantasan korupsi secara nyata
(3) Melakukan penegakan hukum dg memperbaiki aparat penegak hukum
(4) Menata ulang pengelolaan sumber daya alam.
Selain menegaskan pentingnya Presiden Prabowo Subianto untuk segera melakukan talak tiga (putus hubungan total) dengan geng Solo, Parcok Trunojoyo dan Kelompok oligarki, Said Didu juga mengajak segenap rakyat untuk membongkar pengkhianatan sejumlah Jenderal baik TNI maupun Polri di proyek PIK-2.
Misalnya, dengan tanpa ragu menyebut sejumlah nama komisaris dan direksi Korporasi yang dimiliki oligarki, yang merampas tanah rakyat.
Di kasus perampasan tanah rakyat oleh proyek PIK-2, di jajaran direksi dan komisaris ada nama Letnan Jenderal TNI (Mar) (Purn.) Nono Sampono dan Laksamana Madya TNI Purn Freddy Numberi, S.IP. Dua Purnawirawan ini jelas berkhianat pada bangsa dan negara, menindas rakyat dengan membantu PIK-2 merampas tanah rakyat, tega berbuat zalim hanya demi melindungi Aguan.
Di Korporasi lain milik oligarki, juga harus mulai di viralkan siapa saja jajaran direksi dan komisaris yang menjadi bumper oligarki untuk merampas kekayaan alam Indonesia. Mereka ini, sejatinya pengkhianat bangsa dan negara.
Alhamdulillah, paparan dari Said Didu ini memantik diskusi hangat di kalangan tokoh, baik dari Bandung maupun Jakarta.
Dari Bandung nampak hadir sejumlah tokoh, diantaranya Kang UAS (Ust. Asep Syaripudin), Brigjend (Purn) TNI Poernomo, Dr. Memet Hakim, Ir. Luki A. Sambas, MM, Drs. Dadang Suherman, MSi, Ust. Heri Siswanto, Drs. Sirodjul Munir, SH, Drs. Marsa Suraka, Hari Nugraha, SSi, MM, Hervan Revano, SP, Kol Purn TNI Alan Sahar Harahap, Dll.
Sementara dari Jakarta hadir Muhammad Said Didu, Ahmad Khozinudin, Edy Mulyadi, Kurnia Tri Royani, Azam Khan, Meidy Juniarto, Kol Purn M Nur Saman, dr Julia Satari, Afrinaldi, Susiati, Harlita dan sejumlah aktivis Aliansi Rakyat Menggugat (ARM), dll.
Urutan datang ke Solo :
1) Trio Menteri penggerak massa
2) Trio Menteri pengatur logistik
3) Gubernur penggalangang Pemda bersama Kapolda dan Pangdam.
4) Preman pengancam rakyat
5) Polisi utk pamer kekuasaan bhw Parcok adalah Solo.
Tunggu episode berikutnya.
***
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
Pandji Pragiwaksono Terancam Denda 50 Kerbau, Ini Penyebab dan Kronologinya
Kasus Dugaan Malapraktik RSUD Depati Hamzah: Berkas Dinyatakan P21, Dokter dr. Ratna Setia Asih Tersangka
Mantan Suami Bunuh Mantan Istri di Bandar Lampung Gara-gara Tuduh Selingkuh, Ini Kronologi Lengkapnya
Gempa Magnitudo 3.9 Guncang Mandailing Natal Sumut: BMKG Ungkap Lokasi & Kedalaman