Gibran dipilih oleh 58,59% rakyat dalam Pilpres 2024 . Penggantiannya bisa memicu penolakan dari pendukungnya, terutama jika dianggap sebagai intervensi sepihak dari kelompok tertentu.
Namun, hal ini akan menjadi lain dan bermartabat jika diyindaklanjuti oleh para pendukung koalisi presiden terpilih.
Berikut ini beberapa kasus penggantian pemimpin, termasuk di Indonesia.
1. Amerika Serikat (1974)
Wakil Presiden Gerald Ford menggantikan Richard Nixon yang mengundurkan diri akibat skandal Watergate. Ford berhasil memulihkan kepercayaan publik meski tidak pernah memenangkan pemilu.
2. Brasil (2016)
Michel Temer, wakil presiden yang kurang populer, menggantikan Dilma Rousseff setelah impeachment. Kebijakannya menuai protes luas dan memperdalam krisis ekonomi.
3. Indonesia (1998)
BJ Habibie menggantikan Soeharto yang mundur setelah reformasi. Meski kontroversial, Habibie memulai transisi demokrasi dengan menggelar pemilu 1999. Beliau bahkan berhasil menstabilkan nilai tukar rupiah dari 17.000 per dolar menjadi hanya 9.000 per dolar.
Kami fikir, ini ada beberapa solusi untuk Indonesia Emas 2045.
1. Perkuat Sistem Meritokrasi
Pemerintah harus menutup celah nepotisme dengan merevisi UU Pemilu dan memperketat syarat calon pemimpin .
2. Fokus pada SDM Unggul
Prioritas pendidikan vokasi dan teknologi sesuai visi Indonesia Emas 2045 perlu dipercepat untuk menciptakan generasi kompetitif .
3. Dialog Nasional
Menggelar forum terbuka antara pemerintah, oposisi, dan masyarakat sipil untuk mencari solusi tanpa mengorbankan stabilitas .
Jika memang dialog kebangsaan memutuskan penggantian wapres. Ada beberapa Tokoh Pengganti Potensial.
Jika Gibran diganti, beberapa nama yang pantas dipertimbangkan:
1. Ganjar Pranowo-- Mantan Gubernur Jawa Tengah dengan rekam jejak pembangunan infrastruktur.
2. Anies Baswedan-- Figur intelektual dan mantan Menteri Pendidikan yang fokus pada SDM.
3. Sri Mulyani Indrawati-- Menteri Keuangan berpengalaman internasional, meski perlu dukungan politik kuat.
4. Erick Thohir-- Pengusaha sukses yang dianggap netral dari dinasti politik.
Penutup
Mengganti wapres adalah pisau bermata dua: di satu sisi memperbaiki tata kelola demokrasi, di sisi lain berisiko mengganggu stabilitas.
Untuk mencapai Indonesia Emas 2045, langkah terbaik adalah memperkuat sistem check and balance, menghindari politik transaksional, dan memastikan setiap pemimpin dipilih berdasarkan kapasitas, bukan garis keturunan.
Seperti pesan Jenderal Soedirman: "Tentara harus teguh memegang kewajiban menjaga keselamatan negara" , demikian pula seluruh elemen bangsa harus bersatu menjaga masa depan Indonesia. ***
Sumber: Kompasiana
Artikel Terkait
Bobibos Biofuel RON 98 dari Jonggol: Solusi BBM Murah Rp 4 Ribu Setara Pertamax Turbo
ESDM Ingatkan Aturan BBM ke Bobibos: Ekspansi SPBU Harus Penuhi Uji Kelayakan
Rahmah El Yunusiyyah: Pendiri Pesantren Putri Pertama di Asia Tenggara, Kini Pahlawan Nasional
Cara Menulis Artikel SEO yang Optimal: Panduan Lengkap untuk Pemula