Uncles Band Rilis Single “Musim Dusta”, Kritik Terhadap Korupsi di Indonesia

- Kamis, 15 Mei 2025 | 23:55 WIB
Uncles Band Rilis Single “Musim Dusta”, Kritik Terhadap Korupsi di Indonesia


Wonogiri, 15 Mei 2025 - Band rock klasik asal Wonogiri dan Solo, Uncles Band, merilis single perdana berjudul “Musim Dusta” yang mengkritisi maraknya korupsi di Indonesia. Single ini merupakan bagian dari album dengan judul sama yang berisi tujuh lagu dan satu instrumental.

Kristianto, gitaris dan pendiri Uncles Band bersama Hoyen (vocalis), mengungkapkan bahwa lagu “Musim Dusta” terinspirasi dari deretan kasus korupsi besar yang terus terbongkar di Indonesia. Salah satunya kasus korupsi di Pertamina, bermodus pengoplosan Pertamax yang sempat menggegerkan masyarakat.

"Sebenarnya semua masyarakat Indonesia tahu dan mengalami. Artinya, kenapa kok kondisi Indonesia itu seperti ini? Banyak korupsi dan korupsinya itu kan besar-besaran," kata Kristianto kepada media, Kamis (15/5).

Pertemuan Dosen dan Siswa SMP dalam Satu Panggung

Album “Musim Dusta” telah dikerjakan selama empat bulan dan hampir rampung. Dari delapan karya dalam album tersebut, tiga di antaranya sudah selesai proses mixing.

Uncles Band terbentuk pada 11 Mei 2023 awalnya sebagai band tribut God Bless. Nama “Uncles” terinspirasi dari keberadaan personel termuda mereka, Rakha Dewa, yang masih duduk di bangku SMP, di tengah para "om-om" yang sudah berpengalaman.

"Kami itu memang om-om bagi Rakha Dewa. Jadi Rakha Dewa itu paling kecil. Dari SD aja sudah ikut kami. Dan sampai sekarang dia ikut kami masih SMP," jelas Kristianto, yang sehari-hari berprofesi sebagai dosen.


Kristianto, gitaris dan pendiri Uncles Band

Perbedaan usia yang signifikan antara Rakha Dewa dan anggota band lainnya justru menjadi kekuatan band ini. Rakha, meskipun masih remaja, telah menunjukkan bakatnya dengan menciptakan lagu “Dinding Hati” yang dimasukkan ke dalam album perdana band ini.

"Prestasi Rakha luar biasa. Dia sudah beberapa kali mengiringi Mel Shandy (rocker nasional) dan Kaisar Band," kata Kristianto dengan bangga.

Band ini beranggotakan Kristianto (gitar), Hoyen (vokal), Rakha Dewa (keyboard), Fandi (drum), dan Heru (bass). Mereka juga menggandeng drummer eks Power Metal, Mugix Adam, untuk mengisi drum di dua lagu ciptaan Kristianto, yaitu “Musim Dusta” dan “Dua Wajah”.

Sentuhan Orkestra dari Studio Daerah

Proses rekaman album dilakukan di MusiClab Production Wonogiri dengan komposer Anggara yang memiliki keahlian orkestra dan etnik gamelan.

"Saya tertarik dengan bakat anak muda namanya Mas Anggara. Dia sebagai pendiri Musiclab ini pernah mempunyai prestasi meraih predikat juara satu di provinsi untuk kategori composer dan pencipta lagu daerah yang juga dikenal publik sebagai DJ dengan sentuhan etnik," ungkap Kristianto.

Penggunaan unsur etnik gamelan dalam album rock adalah sesuatu yang jarang ditemui dalam industri musik Indonesia saat ini. Kristianto mengaku tertarik menggabungkan unsur tradisional dengan musik rock modern untuk menciptakan identitas yang khas.

Album “Musim Dusta” memiliki beragam tema. Selain lagu bertema kritik sosial seperti “Musim Dusta”, “Dua Wajah” (cipt. Kristianto),“Siulin aja”, “ Berikan Senyuman” (cipt. Hoyen) album tersebut juga memuat lagu bertema percintaan, yaitu “Dinding Hati” yang diciptakan oleh Rakha Dewa,”Lagu Untukmu” cipt. Kristianto yang  ditujukan untuk audiens muda. Sedangkan instrument diciptakan oleh Kristianto dbantu Rakha Dewa. Dan ada satu lagu rock n roll ” Lady Konoha” cipt.Hoyen

Idealisme dari Pinggiran Kota

Kristianto mengakui bahwa pemilihan kritik sosial sebagai tema utama album mereka bukan tanpa pertimbangan. "Di klip 'Musim Dusta', saya tunjukkan bahwa oplosan Pertamax dan Pertalite itu, ada apa Indonesia sekarang ini, kenapa orang-orang yang istilahnya mempunyai jabatan Top Level itu selalu banyak yang melakukan hal-hal yang merugikan masyarakat Indonesia," jelasnya.

Sebagai musisi dari daerah, Uncles Band menghadapi berbagai tantangan dalam berkarya, termasuk stigma bahwa daerah tidak memiliki banyak bakat.

"Tantangan kami ini sebetulnya masalah menganggap daerah itu tidak banyak bakat-bakat. Tapi itu mau saya ubah semua, terutama di Wonogiri," tegas Kristianto.

Uniknya, setiap anggota band memiliki latar belakang profesi yang berbeda-beda. Ada yang pengusaha, musisi reguler, dan bahkan ada masih SMP. Kondisi ini membuat mereka jarang bisa berkumpul lengkap kecuali saat rekaman atau pertunjukan.

"Kami harus siasati dengan ya harus ada yang mengawali dulu... Nah nanti tinggal nunggu waktu untuk teman-teman yang lain nyusul," imbuhnya.

Untuk promosi dan distribusi, Uncles Band telah membuat akun di berbagai platform digital seperti YouTube, TikTok, Spotify, Facebook, dan Instagram. Single "Musim Dusta" sudah dapat didengarkan di platform-platform tersebut dengan akun uncles_official.

Mempertahankan Rock Klasik di Era Digital

Di tengah dominasi musik elektronik dan pop yang merajai tangga lagu, Uncles Band justru memilih bergerak melawan arus dengan membawakan rock klasik. Kristianto memiliki keyakinan bahwa musik rock klasik masih memiliki tempat di hati pendengar musik Indonesia, termasuk generasi muda.

"Ada satu lagu yang kita arahkan ke audiens anak-anak muda, kebetulan ciptaan Rakha Dewa sendiri, judulnya ”Dinding hati," kata Kristianto. Lagu ini bercerita tentang kisah cinta anak SMA dari latar belakang ekonomi berbeda, tema yang diharapkan bisa menarik minat pendengar muda.

Apa yang dilakukan Uncles Band tampaknya sejalan dengan tren kebangkitan musik rock di tingkat global. Beberapa tahun terakhir, tren "Y2K" dan nostalgia era 90-an hingga awal 2000-an kembali populer di kalangan Gen Z, termasuk dalam musik.


Para personel Uncles Band, membawa semangat musik rock dan kritik sosial dari pinggiran menuju panggung nasional

Menurut data dari platform streaming musik, konsumsi genre rock di Indonesia naik 15% pada tahun 2023 dibandingkan tahun sebelumnya, dengan peningkatan signifikan pada kelompok pendengar berusia 16-24 tahun.

Kristianto meyakini bahwa rock klasik tetap relevan dengan audiens muda karena kejujuran liriknya dan energi musiknya yang autentik. Era di mana banyak musik terdengar sama karena penggunaan template produksi digital, rock klasik menawarkan keunikan dan keaslian.

Kristianto berharap album “Musim Dusta” bisa menjadi bagian dari kebangkitan rock klasik Indonesia dan menginspirasi generasi muda untuk mengapresiasi genre ini.

"Kami berharap lagu ini sebagai inspirasi dan pengingat dan ajakan," tutup Kristianto. Ia menegaskan bahwa melalui lagu-lagu Uncles Band, terutama “Musim Dusta”, mereka ingin mengingatkan pendengar tentang korupsi dan praktik merugikan rakyat kecil yang masih marak terjadi di Indonesia dan mengajak untuk kembali ke tujuan yang nyata karena Tuhan tidak suka.

"Pada akhirnya, semua dari kita tujuannya adalah untuk kembali ke Pencipta," pungkas Kristianto seraya mengingatkan bahwa di tengah gemerlap dan dusta kehidupan, kejujuran dalam berkarya tetaplah yang utama. Sebuah filosofi sederhana yang menjadi inti dari perjalanan Uncles Band. ***
 
Foto: Single perdana “Musim Dusta” yang dirilis oleh Uncles Band.

Komentar