Tiga Pukulan Yang Robohkan Karier Politik Ridwan Kamil

- Rabu, 04 Juni 2025 | 13:55 WIB
Tiga Pukulan Yang Robohkan Karier Politik Ridwan Kamil


Charles Tilly dalam analisisnya tentang contentious politics menekankan bahwa negara memiliki kapasitas ganda sebagai target perubahan sekaligus aktor represif yang membatasi ruang gerak oposisi (Tilly & Tarrow, 2015). 


Respons cepat KPK dalam kasus ini menunjukkan konsolidasi aparatus hukum sebagai alat kontrol politik, suatu fenomena yang dalam teori POS dikategorikan sebagai state's capacity for closure (Tarrow, 2011).


Akibatnya, dukungan elite yang sebelumnya solid mulai mengalami erosi ketika risiko politik asosiatif dengan Ridwan Kamil meningkat.


Pukulan terakhir datang dari skandal pribadi yang dipicu oleh tuduhan seorang model majalah dewasa, Lisa Mariana, mengenai hubungan ekstramarital dan klaim anak hasil hubungan tersebut. Skandal ini bukan hanya isu privat, tetapi krisis legitimasi sistemik dalam konteks POS.


Cuomo (2013) menjelaskan bahwa reputasi moral menjadi modal politik intangible yang kritikal untuk mempertahankan dukungan publik berkelanjutan.


Viralnya skandal ini di media sosial menciptakan efek amplifikasi yang mempercepat erosi basis pendukung konservatif karena kelompok ini cenderung meninggalkan pemimpin ketika terjadi ketidaksesuaian antara nilai pribadi dan performa publik.


Kombinasi ketiga krisis ini yaitu kekalahan elektoral, jerat hukum, dan skandal moral telah menciptakan spiral negatif yang menutup hampir seluruh peluang politik Ridwan Kamil di masa depan.


Ketiga pukulan beruntun ini tidak sekadar menghancurkan ambisi politik Ridwan Kamil, melainkan secara fundamental mempertanyakan kredibilitasnya sebagai pemimpin publik. 


Stabilitas koalisi elite yang semula kokoh mengalami fragmentasi ketika para tokoh politik senior mulai menarik dukungan untuk menjaga reputasi mereka sendiri.


Transformasi dukungan elite menjadi sikap distansi politik mencerminkan bagaimana kalkulasi cost-benefit dalam politik dapat berubah dengan cepat. 


Ruang politik yang sebelumnya terbuka lebar kini menyempit drastis, menciptakan isolasi politik yang sulit dipulihkan.


Mengamati Reruntuhan Sang Arsitek


Keruntuhan dramatis peluang politik Ridwan Kamil merepresentasikan kompleksitas dinamika politik kontemporer yang tidak dapat direduksi pada faktor tunggal. 


Kekalahan dalam Pilkada Jakarta, jerat kasus korupsi Bank BJB, dan skandal pribadi bukan peristiwa yang berdiri sendiri, melainkan rangkaian krisis yang saling mengamplifikasi dalam menciptakan spiral destruktif terhadap struktur peluang politiknya.


Analisis melalui kerangka Teori Struktur Peluang Politik mengungkapkan bahwa keruntuhan ini merupakan hasil dari interaksi dialektis antara faktor endogen (dari dalam), terutama defisit dalam manajemen integritas dan respons krisis, dengan dinamika eksogen (dari luar) berupa perubahan konfigurasi dukungan elite dan aktivasi mekanisme represif negara.


Kasus Ridwan Kamil menunjukkan bahwa struktur peluang politik dalam era digital menuntut pendekatan yang mengintegrasikan kompetensi strategis, sensitivitas kontekstual, dan konsistensi integritas personal.


Kemampuan membaca nuansa politik lokal, memelihara kredibilitas moral, dan mengelola krisis secara proaktif bukan lagi pilihan strategis, melainkan prasyarat survival politik. 


Dengan demikian, transformasi struktur peluang politik dari kondisi yang menjanjikan menjadi mengerikan dapat dihindari. ***


Sumber: Tirto

Halaman:

Komentar

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini