Warga Amerika Serikat Meradang, Donald Trump Didemo Besar-besaran Imbas Serang Iran

- Minggu, 22 Juni 2025 | 23:45 WIB
Warga Amerika Serikat Meradang, Donald Trump Didemo Besar-besaran Imbas Serang Iran


Presiden Amerika Serikat, Donald Trump lagi-lagi mengambil langkah kontroversial di balik sikap pro Israel-nya selama ini.

Lewat media sosial, Donald Trump mengumumkan bahwa angkatan bersenjata Amerika Serikat sudah melancarkan serangan ke wilayah Iran pada Minggu, 22 Juni 2025 waktu setempat.

Serangan tersebut, kata Donald Trump, menyasar tiga fasilitas nuklir Iran di Fordow, Natanz dan Isfahan.

"Kami telah menyelesaikan serangan kami yang sangat sukses terhadap tiga lokasi nuklir di Iran," klaim Donald Trump dalam pernyataannya.

Pesawat-pesawat pengebom, disebut Donald Trump sudah dalam perjalanan pulang ke Amerika Serikat setelah misi mereka sukses.

"Semua pesawat kini berada di luar wilayah udara Iran," kata Donald Trump.

Campur tangan angkatan bersenjata Amerika Serikat, disebut Donald Trump sebagai upaya pencegahan meluasnya konflik di Timur Tengah.

"Sekarang, waktunya untuk perdamaian," tegas Donald Trump.


Warga AS turun ke jalan dan protes terhadap tindakan pemerintah yang ikut menyerang Iran. [X]

Padahal, Senat dan Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat melalui legislator partai-partai besar sudah mengajukan undang-undang, yang memaksa Donald Trump untuk menghadap Kongres sebelum menyerang situs nuklir Iran.

Namun, Donald Trump mendahului pemungutan suara untuk membahas rancangan undang-undang yang dimaksud, sebelum akhirnya melancarkan serangan ke Iran.

Keputusan Donald Trump melibatkan angkatan bersenjata Amerika Serikat dalam perang Iran-Israel akhirnya menuai kecaman dari rakyatnya sendiri.

Sebagaimana tersaji dalam beberapa unggahan akun X, aksi demonstrasi kembali pecah di Amerika Serikat untuk memprotes kebijakan Donald Trump.

"Demonstrasi pecah di segala penjuru Amerika. Rakyat turun ke jalan dengan penuh kemarahan karena Amerika menyerang Iran," tulis akun X dengan nama Priya Purohit.

Seruan untuk Donald Trump lengser dari jabatannya sebagai presiden pun kabarnya didengungkan oleh para demonstran dalam aksi mereka.

"Tuntutan demonstran satu suara, Trump harus turun. Tidak boleh ada perang yang mengatasnamakan Amerika," lanjut akun tersebut.

Aksi demonstrasi untuk menolak partisipasi Amerika Serikat dalam perang Iran dan Israel pun sudah sempat diselenggarakan beberapa hari lalu.

Saat itu, massa demonstran terang-terangan meminta Donald Trump untuk tidak ikut campur dalam perang Iran dan Israel.

Sebelum resmi melancarkan serangan ke wilayah Iran, Donald Trump sudah mengutus tiga kelompok kapal induk ke wilayah perairan Timur Tengah.

Donald Trump juga disebut ikut membantu mendanai militer Israel sampai miliaran Dollar dalam perang mereka melawan Iran.

Dalam demo tersebut, tuntutan rakyat Amerika Serikat sudah tergambar jelas lewat ragam poster yang bertuliskan 'No US-Israel War on Iran'.

Salah satu pengguna X asal Indonesia bernama Wahyoe Affandy pun ikut meramaikan kabar demonstrasi rakyat Amerika Serikat terhadap Donald Trump, buntut serangan militer ke wilayah Iran. 

Namun apa daya, dukungan Donald Trump ke Benjamin Netanyahu memang sudah terlalu kuat sehingga protes rakyatnya sendiri pun diabaikan.

"Warga AS juga tidak mendukung serangan Trump, tetapi apa boleh buat?," tanya si pemilik akun dalam unggahannya.

Iran dan Israel mulai saling bertukar serangan rudal sejak 13 Juni 2025 kemarin.

Sampai data terakhir yang dikeluarkan pada 21 Juni 2025 kemarin, jumlah korban tewas dari serangan udara Israel ke Iran mencapai 430 orang, dengan 3.500 warga sipil terluka.

Serangan Israel menargetkan berbagai lokasi termasuk depot rudal, fasilitas nuklir dan daerah pemukiman di Teheran, Isfahan, Qom, Khorramabad dan kota-kota lainnya.

Sementara serangan balasan Iran yang memanfaatkan pesawat nirawak dan rudal terkoordinasi ke Israel menewaskan 25 orang, dengan lebih dari 2.500 orang terluka.

Sumber: suara
Foto: Warga Amerika Serikat Meradang, Donald Trump Didemo Besar-besaran Imbas Serang Iran/Net

Komentar