Sosok narasumber yang Haidar rahasiakan ini juga pernah sampai ke tanah Gaza.
"Ada (notifikasi konten melanggar kebijakan YouTube), dan itu juga hilang videonya," tutur Haidar.
Kendati, Haidar menekankan bahwa hal itu tak lantas membuat semangat Masjid Jogokariyan surut dalam menggaungkan kemerdekaan rakyat Palestina, termasuk via media sosial.
Hanya saja, lanjut dia, pihaknya akan lebih berhati-hati dengan mempelajari strategi agar konten-konten mereka yang memperjuangkan kemerdekaan bangsa Palestina tak keluar dari aturan main platform.
Sementara untuk akun Instagram yang diblokir oleh Meta, menurut Haidar, sekarang ini masih dalam proses pemulihan.
Sejauh ini, pihaknya menduga pemblokiran dipicu penamaan salah satu unit akun masjid yang memuat nama 'Hamas' di dalamnya.
Pengelola masjid mensinyalir Meta menganggap akun itu terafiliasi dengan Hamas, kelompok pejuang kemerdekaan Palestina.
Padahal, Hamas di situ adalah akronim untuk Himpunan Anak-anak Masjid atau lengkapnya 'Hamas Jogokariyan'.
"Kemungkinan (soal penamaan Hamas), tapi kita memang sering upload tentang Palestina juga. Jadi, yang bisa kena (pemicu blokir) banyak," pungkasnya.
Sumber: CNN
Artikel Terkait
Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang Ditangkap KPK: Kronologi, Modus Ijon, dan Analisis Integritas
Ritual Zikir di Candi Prambanan Viral, Pengelola Tegaskan Hanya Ibadah Hindu yang Diizinkan
Aksi Buruh Jakarta Tolak UMP 2026: Said Iqbal Ungkap Strategi Tunggu Respons Pemerintah
Inara Rusli Ungkap Alasan Damai dengan Insanul Fahmi: Pernikahan Kami Sah Secara Agama