Alarm Indonesia Gelap Syahganda Nainggolan: Tiga Biang Kerok Ini Bikin Rakyat Menderita!

- Selasa, 22 Juli 2025 | 06:50 WIB
Alarm Indonesia Gelap Syahganda Nainggolan: Tiga Biang Kerok Ini Bikin Rakyat Menderita!


Ia menunjuk contoh antrean pencari kerja yang membludak di Cianjur dan Bekasi, hingga insiden tragis desak-desakan saat pembagian makanan di Garut sebagai bukti nyata betapa beratnya beban hidup saat ini.


2. Korupsi Merajalela yang Menggerogoti Kepercayaan


Penyakit kronis bangsa, korupsi, menjadi pilar kedua. 


Menurut Syahganda, praktik lancung ini tidak hanya merugikan negara secara finansial, tetapi juga menghancurkan fondasi kepercayaan publik terhadap pemerintah dan institusinya.


"Publik melihat pejabat hanya merampok sementara rakyat menderita," katanya prihatin. 


Persepsi ini menciptakan alienasi, di mana rakyat merasa negara tidak lagi berpihak pada mereka.


3. Masalah Institusional dan Pesimisme Publik


Terakhir, lambatnya kinerja institusi negara dalam menjawab kebutuhan publik memperparah keadaan. 


Birokrasi yang berbelit dan tidak responsif melahirkan apatisme massal.


"Reformasi birokrasi yang lambat membuat publik pesimis," jelas Syahganda.


Ketika institusi yang seharusnya melayani justru terasa jauh dan lamban, lahirlah pesimisme kolektif yang menjadi bahan bakar 'Indonesia Gelap'.


Ditunggangi Koruptor Dendam? Sisi Lain 'Indonesia Gelap'


Menariknya, saat disinggung pernyataan Prabowo Subianto bahwa 'Indonesia Gelap' digerakkan oleh koruptor, Syahganda memberikan pandangan yang selaras namun dengan bumbu tambahan.


Ia sepakat, bahkan membuka kemungkinan adanya agenda lain di balik fenomena ini.


Syahganda menyebut ada potensi fenomena ini "ditunggangi koruptor yang dendam karena hartanya disita".


Hal ini menunjukkan betapa kompleksnya situasi, di mana penderitaan rakyat bisa berkelindan dengan pertarungan kepentingan para elite yang pernah tersandung kasus hukum, menjadikan analisis 'Indonesia Gelap' sebagai alarm serius yang tak bisa diabaikan.


Sumber: Suara

Halaman:

Komentar