Diketahui, sebelum meninggal dunia, Iko sempat mengikuti alsi demonstrasi di Semarang pada Sabtu (30/8) lalu.
Advokat Pusat Bantuan Hukum (PBH) Ikatan Alumni FH Unnes Nauval Sebastian menyebutkan jika pihak keluarga sempat mendapat kabar jika Iko meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas.
"Dari informasi yang diterima keluarga, almarhum meninggal akibat kecelakaan," ujarnya dikutip dari Antara, Selasa.
Mengigau Takut Dipukuli
Namun, lanjut Nauval, terdapat banyak kejanggalan atas informasi kematian tersebut.
Kejanggalan tersebut, antara lain kondisi bagian wajah korban yang mengalami lebam diduga bukan akibat kecelakaan.
Bahkan, saat menjalani perawatan di rumah sakit, Iko dilaporkan mengigau dengan mengatakan tidak ingin dipukuli.
"Selain itu, korban dilaporkan sempat mengigau dan bilang 'jangan dipukuli' saat dirawat di rumah sakit," bebernya.
Nauval menuturkan kronologis kejadian diawali saat korban berangkat dari rumahnya di wilayah Ngaliyan, Kota Semarang, hingga dilaporkan meninggal dunia.
Korban pamit untuk pergi mengikuti aksi pada Sabtu (30/8) siang, dengan membawa jaket almamater.
Ia belum mendapat informasi lokasi korban mengikuti demonstrasi.
Almarhum sempat pulang ke rumah pada Sabtu (30/8) malam dan pamit pergi lagi untuk membantu membebaskan sejumlah mahasiswa yang masih ditahan polisi.
Setelah kepergian itu, kata Nauval, keluarga sudah tidak memperoleh kabar dari almarhum hingga dikabarkan meninggal dunia di rumah sakit usai menjalani operasi.
Sumber: Suara
Artikel Terkait
Viral Jokowi Gagal Salam Khas UGM, Netizen Soroti Status Alumni: Benarkah?
Jokowi Ditolak Salam di UGM? Ini Faktanya yang Bikin Heboh!
Prabowo Sindir Konten Podcast: Pintar tapi Sebar Kebencian?
Luhut Usul Dana Rp 50 Triliun untuk INA: Siapa Sebenarnya Pemilik Indonesia Investment Authority?