Geng Solo Jadi Operator, Reza Chalid Pendana, Aparat Blunder, Prabowo di Tikungan Terakhir!
Oleh: Agus Maksum
Demo besar kemarin itu aneh. Awalnya tuntutannya jelas: usut Jokowi dan Gibran lewat DPR. Tapi tiba-tiba belok.
DPR yang jadi sasaran. Rumah Sahroni diserbu, rumah Uya Kuya dijarah, bahkan rumah pejabat-pejabat lain ikut jadi target.
Publik bingung. Tapi bagi orang intel, ini polanya terang: demo murni dibegal. Ada yang mendanai, ada yang mengatur, ada yang membelokkan isu.
Kol (Purn) Sri Rajasa Chandra menyebut nama: Reza Chalid. Lama diam, kini muncul lagi. Dendam lama soal kasus besar yang menyeretnya membuatnya disebut jadi pendana logistik.
Di lapangan, Geng Solo yang bergerak. Mereka jadi operator. Narasi digeser.
Arah demo dipintal. Dari “usut Jokowi” berubah jadi “gusur DPR”. Dan rakyat diarahkan untuk marah ke tempat yang salah.
Polisi pun blunder. Di satu sisi represif, di sisi lain membiarkan. Fasilitas vital bisa terbakar.
Publik melihat polisi lemah, tapi juga brutal. Kapolri Listyo Sigit pun terjebak simalakama: mau keras salah, mau diam lebih salah.
Prabowo tahu ini. Karena itu dia memunculkan Sjafrie Sjamsoeddin di depan panggung.
Itu sinyal bahwa kendali tidak lagi sepenuhnya di tangan “operator lama”. Sjafrie dianggap loyal 24 karat pada Prabowo, bukan bagian dari jaringan lama.
Tapi publik masih menunggu langkah besar: ganti Kapolri. Itu katup sosial yang bisa meredakan emosi rakyat. Tanpa itu, bara tetap ada.
Ibarat balapan, Prabowo kini ada di tikungan terakhir. Seperti Rossi, harus pandai memilih momen.
Kalau salah ban, licin sedikit saja, lawan akan menyeliding. Bisa jatuh di garis finish.
Rakyat masih bersama Prabowo. Tapi hanya kalau dia memilih rakyat, bukan oligarki.
👇👇
@forumkeadilantv KOLONEL (PURN) SRI RADJASA: PERAN RIZA CHALID DAN GENK SOLO DI KERUSUHAN MASSA Kerusuhan dalam aksi massa 25-31 Agustus dinilai sebagai upaya makar untuk menjatuhkan pemerintahan Prabowo Subianto. Aksi massa diduga ditunggangi dan dimanfaatkan untuk membenturkan aparat dengan rakyat. Bagaimana bisa hal itu terjadi? Siapa saja yang bermain dalam kerusuhan aksi massa kemarin? Seperti apa modus-modus yang mereka gunakan? Podcast Madilog Forum Keadilan berikut ini mengupas pertanyaan-pertanyaan tersebut secara mendalam dari sudut pandang intelijen.* Host: Darmawan Sepriyossa - Jurnalis Senior Narasumber: Kolonel (Purn) Sri Radjasa Chandra - Mantan Intelijen Negara #demoricuh #kwitang #makobrimob #affankurniawan #poldametrojaya #kapolri #solo #gengsolo #jokowi #parcok #rizachalid #kerusuhanmassa #aksiunjukrasa #prabowosubianto #makar #intelijen #podcastmadilog #forumkeadilan #sriradjasachandra ♬ suara asli - Forum Keadilan
Punya Penghasilan Rp9,6 Miliar per Hari, Riza Chalid Masuk 150 Orang Terkaya!
Nama Mohammad Riza Chalid sudah lama dikenal sebagai salah satu pengusaha paling berpengaruh di Indonesia.
Dalam buku Menentukan Jalan Baru Indonesia (April 2009), ekonom senior Rizal Ramli menjulukinya sebagai “Teo Dolar” karena penghasilan fantastisnya yang disebut mencapai US$600 ribu atau setara Rp9,6 miliar per hari.
Julukan “Teo Dollar” berasal dari istilah Hokkian, di mana “Teo” atau “Tio” berarti “paman” atau “orang kaya”, sementara “Dollar” melambangkan kekayaan dalam mata uang dolar.
Istilah ini disematkan untuk menggambarkan pengusaha superkaya yang memiliki jaringan bisnis dan pengaruh luas, termasuk di pemerintahan.
Kekayaan besar Riza tak hanya cerita. Majalah Globe Asia tahun 2010 pernah menempatkannya di peringkat ke-88 dalam daftar 150 Richest Indonesian, dengan total kekayaan mencapai US$415 juta melalui kerajaan bisnisnya, Global Energy Resources.
Namun, perjalanan bisnis Riza tak selalu mulus. Namanya kerap terseret kontroversi, termasuk kasus impor minyak mentah yang menimbulkan polemik nasional.
Pada 2008, dua perusahaan yang terafiliasi dengannya, Global Energy Resources dan Gold Manor, terlibat dalam pengadaan 600 ribu barel minyak campuran “Zatapi” untuk Pertamina.
Transaksi tersebut kemudian dipersoalkan oleh DPR dalam rapat kerja bersama Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral saat itu, Pramono Yusgiantoro, karena dianggap sarat kejanggalan.
Kini, Riza kembali jadi sorotan setelah terseret kasus dugaan korupsi dan pencucian uang terkait pengelolaan minyak mentah dan produk kilang.
Meski demikian, jejaknya sebagai “Paman Dollar” dengan penghasilan miliaran per hari tetap melekat sebagai simbol kekuatan finansial dan jaringan bisnis yang nyaris tak tertandingi. ***
Artikel Terkait
Mantan Intel Bongkar Skenario di Balik Demo Ricuh: Operasi Garis Dalam, Orang Jokowi Goyang Prabowo?
KontraS Terima 33 Laporan Orang Hilang Saat Demo 25-31 Agustus, Berikut Identitasnya!
5 Pengurus HIPMI Lampung yang Digerebek saat Pesta Narkoba Dibebaskan, Dikenakan Wajib Lapor
Terkuak! Mendagri Peru Sebut Staf KBRI Tewas Ditembak Kelompok Ini