Bahaya! Ini Penyebab Sri Lanka Bangkrut, Apakah Sudah Terjadi Juga di Indonesia?

- Jumat, 26 September 2025 | 09:00 WIB
Bahaya! Ini Penyebab Sri Lanka Bangkrut, Apakah Sudah Terjadi Juga di Indonesia?

4. Utang Membengkak ke China


Per akhir tahun 2021, utang luar negeri Sri Lanka mencapai US$50,72 miliar atau sekitar 60,85% dari produk domestik bruto (PDB).


Sedangkan utangnya ke China saja, sudah mencapai US$8 miliar atau sekitar seperenam dari total utang luar negeri.


Utang ini sendiri diambil sejak 2005 untuk proyek pembangunan sejumlah infrastruktur, seperti pelabuhan Hambantota, melalui skema Belt and Road (BRI).


Pembangunan berjalan dan selesai, tetapi proyeknya tidak memberi manfaat ekonomi bagi Sri Lanka.


Selain meminjamkan dana, pihak China dikabarkan juga meminta jatah ekspor produk ke Sri Lanka senilai US$3,5 miliar.


Kombinasi inilah yang membuat Sri Lanka perlahan-lahan mulai mengalami krisis ekonomi.


Dampak Luas Dari Kebangkrutan Sri Lanka


Berbulan-bulan mengalami krisis, mulai dari pemadaman listrik, pangan terbatas, hingga kekurangan obat-obatan, membuat PBB memberi peringatan bahwa Sri Lanka tengah bukan hanya mengalami krisis ekonomi tetapi juga menghadapi krisis kemanusiaan yang mengerikan.


Pasalnya, lebih dari tiga seperempat populasinya mengalami gizi buruk akibat kekurangan pangan dan daya turun yang menurun drastis.


Buntutnya, ratusan ribu warga melakukan aksi demo dan masuk ke Istana Kepresidenan untuk bertemu dengan Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa.


Namun saat demo berlangsung, Gotabaya sudah melarikan diri dengan kapal Angkatan Laut.


Di sisi lain, banyak rumah-rumah anggota partai yang berkuasa dibakar massa.


Pada Rabu (13/7/2022), Gotabaya Rajapaksa mengundurkan diri dari jabatannya. 


Satu minggu kemudian, Ranil Wickremesinghe terpilih menjadi Presiden Sri Lanka hingga 2024 melalui penghitungan suara parlemen.


Meski sudah memiliki pemimpin baru, Sri Lanka masih mengalami krisis ekonomi yang sangat buruk.


Sumber: Inilah

Halaman:

Komentar