Luhut Buka Suara Soal Utang Kereta Cepat: Nyatanya, Semua Transportasi Publik di Dunia Juga Rugi!

- Jumat, 17 Oktober 2025 | 08:00 WIB
Luhut Buka Suara Soal Utang Kereta Cepat: Nyatanya, Semua Transportasi Publik di Dunia Juga Rugi!

Pernyataan Menkeu Soal Tanggung Jawab Danantara

Sebelumnya, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan bahwa pemerintah tidak akan menanggung utang Proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung. Menurutnya, tanggung jawab pelunasan utang berada di bawah BPI Danantara, yang membawahi PT Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai pemegang saham PT KCIC.

Purbaya menjelaskan bahwa Danantara mengelola dividen sekitar Rp80 triliun per tahun. Dengan sumber daya sebesar itu, Sovereign Wealth Fund (SWF) Indonesia dinilai cukup mampu untuk menyelesaikan masalah pembiayaan utang proyek ini tanpa harus membebani APBN.

Profil dan Pembiayaan Proyek Kereta Cepat Whoosh

Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung (Whoosh) menelan investasi hingga 7,2 miliar dolar AS, dengan pembengkakan biaya (cost overrun) sebesar 1,2 miliar dolar AS dari rencana awal. Dari jumlah pembengkakan ini, 60% atau sekitar 720 juta dolar AS dibebankan kepada konsorsium Indonesia, sementara 40% atau 480 juta dolar AS menjadi tanggungan konsorsium China.

Struktur pembiayaannya terdiri dari 25% melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada KAI senilai Rp3,2 triliun, dan 75% sisanya berasal dari pinjaman China Development Bank (CDB) sebesar 542,7 juta dolar AS.

Proyek ini dioperasikan oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), sebuah perusahaan patungan. Konsorsium Indonesia yang tergabung dalam PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) memegang 60% saham, sementara China Railway International Co. Ltd. (CRI) memegang 40% saham.

Komposisi pemegang saham PSBI adalah:

  • PT Kereta Api Indonesia (Persero): 58,53%
  • PT Wijaya Karya (Persero) Tbk: 33,36%
  • PT Perkebunan Nusantara I: 1,03%
  • PT Jasa Marga (Persero) Tbk: 7,08%

Sumber artikel asli: https://voi.id/ekonomi/524812/whoosh-punya-utang-jumbo-luhut-tidak-ada-transportasi-publik-di-dunia-yang-untung

Halaman:

Komentar