Mediasi Gagal dan Campur Tangan Mertua
Upaya mediasi yang melibatkan orang tua dan Kepala Desa pun gagal. Dalam mediasi itu, F baru mengetahui bahwa suaminya sudah ingin bercerai sejak lama. F juga mengungkapkan tekanan dari ibu mertua yang sejak awal tidak sepenuhnya merestui pernikahan mereka, bahkan mempersoalkan hal-hal kecil seperti ketika suaminya membantu mencuci piring.
Pernyataan Hati F: "Saya Tidak Malu, Hanya Ingin Dihargai"
F menegaskan bahwa tujuannya bukan membuka aib, tetapi ingin dihargai sebagai perempuan yang telah berjuang. "Saya bukan istri yang minta lebih, saya cuma ingin dihormati sebagai perempuan yang sudah berjuang," katanya. Dalam unggahan Facebooknya, F menulis pesan menyentuh: "Tidaklah harta, pangkat, jabatan dibawa mati. Tapi hargailah wanita yang menemanimu dari nol."
Dukungan Warganet dan Pendampingan Hukum dari Germas PPA
Gelombang dukungan untuk F membanjiri media sosial. Kisahnya juga menarik perhatian Gerakan Nasional Perlindungan Perempuan dan Anak (Germas PPA). Wakil Ketua Umum Germas PPA, Rica Parlina, menyatakan kesiapan pihaknya untuk memberikan pendampingan hukum dan psikologis bagi F dan anak-anaknya, menegaskan bahwa kasus ini menyangkut hak perempuan dan anak yang harus dilindungi.
Sumber: Kompas.com
Artikel Terkait
Pengusaha Pekalongan Rugi Rp 2,6 Miliar! Modus Tipu Janjikan Anak Masuk Akpol Jalur Khusus
KPK Endus Tambang Emas Ilegal Milik Pengusaha China di Dekat Sirkuit Mandalika, Begini Faktanya!
Anak Menkeu Sindir Demo Mahasiswa: Dibayar, Nanti Jadi Tersangka Korupsi!
Bertarung dengan 3 Harimau, Kisah Pencari Damar di Inhu yang Selamat dari Maut