Temuan ini tidak hanya menimbulkan kekecewaan konsumen, tetapi juga memicu kekhawatiran serius akan dampak lingkungan. Dilaporkan bahwa Aqua menyedot air tanah sebanyak 2,8 juta liter setiap harinya secara gratis. Praktik ini berpotensi menyebabkan penurunan muka tanah, longsor, dan bahkan krisis air bersih bagi masyarakat sekitar.
Dedi Mulyadi menyayangkan tindakan perusahaan tersebut. "Itu diperoleh secara gratis. Kalau pabrik semen, kain, otomotif, mereka harus beli bahan baku. Kalau perusahaan ini, bahan bakunya enggak beli," ujarnya. Ia juga menekankan kekhawatirannya, "Jangan sampai air dari sini diangkut dan dijual mahal, sementara masyarakat sekitar kekurangan air bersih."
Sebagai tindak lanjut, Gubernur meminta agar izin pengambilan air tanah dan operasional Aqua di wilayah Subang ditinjau ulang. Setiap perusahaan diingatkan untuk mematuhi perizinan, menjaga kelestarian lingkungan, dan menjalankan tanggung jawab sosial kepada warga setempat.
Sumber artikel asli: inilah.com
Artikel Terkait
Baut di Sayap Lion Air Kendur Saat Terbang, Aksi Penumpang Ini Bikin Deg-degan!
Shella Saukia Beri Uang Segepok ke Melda Safitri Usai Dicerai, Dukung Dirikan Usaha
Hebat! Proyek Kereta Cepat Saudi Rp112 T, Jaraknya 13 Kali Lipat Whoosh
Oknum Polisi Polda Sumut Terancam Hukuman Mati Gara-gara Jual Sabu 1 Kg