Hanifa menyoroti Menteri Keuangan Sri Mulyani sebagai tokoh sentral dalam kompleksitas proyek KCJB. Proyek yang digarap dengan investasi China senilai US$7,27 miliar atau setara Rp120,6 triliun ini diduga mengalami perubahan pola pembiayaan.
"Sebagai mantan Menkeu, Sri Mulyani harus diperiksa karena ada upaya pemindahan dari investasi menjadi beban APBN. Pasti menkeu mengetahui atau mendapat arahan untuk kajian rencana pengalihan pola pembiayaan ini," jelas Hanifa.
Permasalahan Proyek Whoosh Sejak Awal
Pernyataan Luhut Binsar Pandjaitan yang menyebut proyek ini bermasalah sejak dini menjadi sorotan. Hanifa mempertanyakan alasan proyek tetap dilanjutkan meski telah teridentifikasi masalah di tahap awal pembangunan.
Penolakan Menkeu Purbaya dan Usulan Audit Khusus
Penolakan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa untuk menggunakan APBN dalam membayar utang Kereta Whoosh dianggap sebagai sinyal adanya ketidakberesan. Hanifa meyakini Menkeu Purbaya mengetahui kondisi riil proyek sehingga memilih opsi penanganan oleh Danareksa.
Untuk mengungkap fakta sebenarnya, NCW mengusulkan audit khusus terhadap proyek KCJB. Audit ini dinilai penting untuk menilai kewajaran harga pembangunan per kilometer dan proses pengadaan kereta cepat, terutama dengan adanya perbandingan investasi yang tidak wajar dengan negara lain.
Artikel Terkait
Banjir Jakarta Hari Ini: 53 RT Terdampak di Jaksel & Jaktim, Cipete Utara 160 cm
Wakil Bupati Pidie Jaya Lakukan Kekerasan ke Petugas Gizi, BGN Kecam
Kritik Gus Sahal: NU Kurang Terbuka, GP Ansor Beri Respons Tegas
Uya Kuya Ungkap Dalang Penjarahan Rumahnya: Ada Orkestrasi dan 99% Fitnah