Keteguhan Oei akhirnya meruntuhkan pandangan ayahnya tersebut. Oei mendapat banyak pandangan Islam dari Ustaz Abdul Kadir.
Selain itu, Oei mendapat pembelajaran Islam dari Ustaz Fikir Daud sebagi tokoh Muhammadiyah.
Bersama Ustaz Fikir, Oei menyokong berdirinnya cabang Muhammadiyah di Bengkulu. Seusai peristiwa itu, Oei mantap untuk dakwah.
Pertemuan dengan Bung Karno
Pada tahun 1938, Soekarno atau Bung Karno diasingkan Belanda ke Bengkulu. Diasingkannya Bung Karno itu ternyata mendapat berkah tersendiri bagi pejuang bangsa di daerah.
Alasannya, jelas. Masyarakat makin menguatkan soliditas pergerakaan saat itu. Abdul Karim Oei saat itu berteman baik dengan pendiri Partai Nasional Indonesia (PNI) sebagaimana persahabatannya dengan Buya Hamka.
Saat Bung Karno diasingkan ke Bengkulu, Oei pernah diusulkan menggantikan konsul Muhammadiyah Kota Bengkulu.
Oei diketahui sempat menolak tawaran ini karena tidak meninggalkan warga Muhammadiyah di Bintuhan, Bengkulu.
Akan tetapi, Bung Karno yang memintanya secara resmi dan meyakinkan untuk kerja sama.
Pertemuan itu memunculkan banyak pandangan terkait masa depan Indonesia. Seusai Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945, Oei tetap berjuang dalam dakwah agama Islam.
Bersama Muhammadiyah, Oei sangat aktif mengemban tugas sebagai Konsul Muhammadiyah Bengkulu selama 14 tahun, lalu Konsul Muhammadiyah Se-Sumatra (1944-1946).
Pada masa Pendudukan Jepang, Karim Oei ditugaskan menjadi Wakil Ketua Shu-Sangi-Kai (Dewan Pertimbangan Daerah).
Pada tahun 1945, Babadek (sapaan akrab masyarakat Bengkulu terhadap Karim Oei) terpilih menjadi anggota Komite Nasional Indonesia.
Setelah proklamasi, Republik Indonesia berdaulat, dia bergabung dengan Partai Masyumi.
Selain aktif di kepartaian dan organisasi Muhammadiyah, kariernya di luar urusan politik pun terus melaju. Mulai dari menjabat Direktur Bank Muslimin Indonesia di Bengkulu, dan turut membidani kelahiran Bank Central Asia (1973), serta usaha lain di bidang asuransi, perdagangan, dan industri.
Sumber: tvone
Artikel Terkait
Kerangka Manusia Kwitang: Polda Metro Jaya Ambil Alih Penyidikan, Ini Update DNA Terbaru
Hutama Karya KSO Borong Proyek Jalan Papua Rp 4,8 Triliun, Target Rampung 2027
Zohran Mamdani Kuliah di Bowdoin College: Profil dan Pendidikan Calon Wali Kota New York
Kasus 2 Kerangka di Kwitang Diambil Alih Ditreskrimum, Polisi Tunggu Hasil DNA