“Sekarang ada kehadiran militer di pinggiran Penyeberangan Rafah dan operasi militer yang membahayakan konvoi bantuan dan pengemudi truk,” kata Sameh Shoukry kepada wartawan setelah bertemu dengan timpalannya dari Yunani di Kairo.
“Prosedur akibat operasi militer Israel mempengaruhi pengoperasian Penyeberangan Rafah,” ujarnya.
Aktivitas di Penyeberangan Rafah, yang terletak di perbatasan Mesir dengan Jalur Gaza sepanjang 13 km (8 mil) telah terhenti, sejak Israel meningkatkan serangan militernya dan mengambil alih kendali operasional Penyeberangan tersebut dari sisi Gaza pada tanggal 7 Mei.
Pengiriman bantuan internasional tertahan di sisi perbatasan Mesir, sehingga menimbulkan kekhawatiran kalau sebagian pasokan makanan akan musnah.
Sebagian wilayah Gaza terancam kelaparan setelah lebih dari tujuh bulan perang.
Sebagian besar bantuan yang dikirim ke Gaza sejak dimulainya konflik antara Israel dan Palestina pada bulan Oktober datang melalui Mesir.
Bantuan itu memasuki Gaza melalui Rafah atau Persimpangan Karm Abu Salem di dekat perbatasan Israel dengan Wilayah Palestina.
Shoukry mengulangi seruan agar Israel membuka penyeberangan darat lainnya untuk menyalurkan bantuan.
“Ada penyeberangan militer tertutup yang harus digunakan jika ada kekhawatiran kemanusiaan yang nyata mengenai apa yang terjadi di Gaza,” katanya
Sumber: Tribunnews
Artikel Terkait
Kerangka Manusia Kwitang: Polda Metro Jaya Ambil Alih Penyidikan, Ini Update DNA Terbaru
Hutama Karya KSO Borong Proyek Jalan Papua Rp 4,8 Triliun, Target Rampung 2027
Zohran Mamdani Kuliah di Bowdoin College: Profil dan Pendidikan Calon Wali Kota New York
Kasus 2 Kerangka di Kwitang Diambil Alih Ditreskrimum, Polisi Tunggu Hasil DNA