CEO Brian Niccol menyatakan Starbucks akan berhati-hati dalam menaikkan harga tahun depan. Perusahaan telah melakukan berbagai langkah restrukturisasi termasuk:
- Penutupan 600 gerai berkinerja buruk
- Penyederhanaan menu dan percepatan layanan
- Investasi lebih dari setengah miliar dolar untuk jam kerja tambahan
Prospek dan Tantangan Ke Depan
Eksekutif perusahaan memperkirakan tekanan biaya biji kopi akan terus berlanjut setidaknya untuk dua kuartal mendatang. Meskipun manajemen optimis tentang pemulihan penjualan di AS, analis memperingatkan bahwa pemulihan Starbucks mungkin memakan waktu lebih lama dari perkiraan Wall Street.
Performa Pasar China
Di China, pasar terbesar kedua Starbucks, penjualan menunjukkan pertumbuhan 2 persen setelah perusahaan menerapkan strategi penurunan harga untuk produk non-kopi dan menawarkan lebih banyak kustomisasi serta cita rasa lokal.
Starbucks berencana memberikan proyeksi keuangan terbaru pada acara investor bulan Januari, setelah sebelumnya menangguhkan panduan keuangan menyusul pergantian kepemimpinan.
 
                         
                                 
                                             
                                             
                                             
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                
Artikel Terkait
Sanksi Sosial Pembakar Sampah di Jakarta: Payung Hukum Segera Disiapkan
Harga Emas Antam Hari Ini Naik Rp42.000/Gram: Cek Daftar Lengkap & Pajaknya!
Seleksi Klub Pro Futsal League 2 Dibuka 2 November 2025, Ini Syaratnya
Meksiko Kecam Serangan Militer AS di Karibia dan Pasifik, Langgar Kedaulatan