Proyek Kereta Cepat Whoosh: Dugaan Pembengkakan Anggaran dan Rencana Jahat
Ekonom Anthony Budiawan dari Political Economy and Policy Studies (PEPS) mengungkapkan temuan mengejutkan mengenai proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh. Dalam diskusi virtual bertajuk "Whoosh: Proyek Sosial, Politik, Bisnis, atau Lahan Korupsi" yang diselenggarakan Forum Guru Besar dan Doktor Insan Cita, Anthony menyebut adanya indikasi rencana jahat dalam pembangunan proyek strategis nasional ini.
Perpindahan Proyek dari Jepang ke China Dipertanyakan
Anthony menilai alasan pemerintah mengalihkan proyek Whoosh dari Jepang ke China tidak memiliki dasar hukum yang kuat. "Kalau ini kemudian diubah (dari Jepang ke China), maka di situ ada rencana jahat," tegas Anthony dalam siaran YouTube Insan Cita.
Menurut penjelasannya, alasan pemerintah bahwa Jepang meminta jaminan pemerintah tidak konsisten. "Sebetulnya seperti MRT saja juga mereka (Jepang) meminta jaminan," urainya. Sementara China dikatakan menang tanpa jaminan meskipun proposalnya lebih mahal.
Pembengkakan Anggaran yang Signifikan
Data yang diungkap Anthony menunjukkan peningkatan nilai proyek yang signifikan. Dari awalnya 5,5 miliar dolar AS, nilai proyek Whoosh naik menjadi 6,07 miliar dolar AS. Dalam komponen pembengkakan biaya 1,2 miliar dolar ini terdapat bunga yang dikapitalisasi sebesar 3,4%, lebih tinggi dari bunga utang pokok yang hanya 2%.
Artikel Terkait
Respons Said Didu soal Pernyataan Prabowo Tanggung Jawab Whoosh: Cabut Taring Purbaya?
Update Bansos & BLTS Triwulan IV 2025: Data Penerima Baru Difinalisasi
Prof Henri Subiakto Kritik Jokowi: Rekayasa Pencalonan Gibran Cawapres Hingga Kontroversi
Wacana Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto: DPR Hormati tapi Minta Kajian Mendalam