"Mulai tercipta suasana terpojok. Antusiasme masyarakat terhadap kasus ini semakin tinggi dan terasa sulit untuk dikendalikan. Salah satu cara yang digunakan, karena situasi ini dianggap mengancam, adalah dengan memanfaatkan instrumen kekuasaan. Caranya? Dengan menetapkan pihak-pihak tertentu sebagai tersangka," tegas Ray.
Keraguan Publik yang Justru Semakin Besar
Menurut analisis Ray, langkah penanganan kasus ini justru berpotensi menimbulkan efek sebaliknya. Alih-alih meredam, keraguan masyarakat terhadap keaslian ijazah Jokowi malah semakin menguat seiring dengan terus bergulirnya isu ini.
"Faktanya, dari hari ke hari, keraguan masyarakat apakah ijazah Jokowi itu asli justru semakin meningkat. Di sisi lain, minat publik untuk mengetahui kebenaran di balik dugaan ijazah palsu Jokowi juga terus bertambah," ungkapnya.
Tindakan Kepolisian Sebagai Upaya Peredam?
Ray Rangkuti menyimpulkan bahwa langkah cepat yang diambil oleh kepolisian dalam menetapkan tersangka bisa dilihat sebagai sebuah upaya untuk meredam kegaduhan yang terjadi. Kegaduhan ini dinilai telah mengganggu kenyamanan dan ketenangan pihak Jokowi.
"Karena Jokowi merasa terganggu, maka upaya untuk meredam situasi ini dilakukan dengan cepat melalui tindakan kepolisian," tutup Ray Rangkuti.
Artikel Terkait
Komisi X DPR Dukung Larangan Prabowo Kerahkan Siswa Sambut Kunjungan: Ini Alasannya
Jokowi ke Singapura Saat Sidang Ijazah: Analisis Polemik Sakit vs Agenda Politik
Jokowi ke Singapura Usai Bolos Sidang, Benarkah Alergi Pengadilan?
Jokowi ke Singapura Usai Diminta PSI Istirahat & Mangkir Sidang Ijazah: Fakta Lengkap