"Publik pun tertawa kecil karena ini bukan lompatan ideologis. Ini lompatan oportunis," ujar Guntur.
Pembelaan kepada Jokowi Dikaitkan dengan Strategi Bertahan Hidup
Guntur menilai, pembelaan vokal Ahmad Ali terhadap Presiden Jokowi bukanlah bentuk loyalitas, melainkan sebuah strategi bertahan hidup untuk mencari ruang aman secara politik. Hal ini disebutkannya sebagai respons atas sindiran Ahmad Ali yang menyinggung soal "nenek-nenek" yang masih menjabat ketua umum partai.
"Dengan situasi seperti itu, sangat mudah membaca kenapa hari ini ia menjadi pembela Jokowi paling vokal. Itu bukan soal loyalitas melainkan strategi bertahan hidup," tegas Guntur.
Guntur menyimpulkan bahwa sindiran dan suara keras Ahmad Ali bukanlah wujud keberanian, melainkan cerminan dari ketakutan yang ditutupi dengan teriakan untuk menyelamatkan citra dan sandaran politiknya saat ini.
Artikel Terkait
Syahganda Bongkar Fakta di Balik Julukan Politisi Jalanan Jokowi di Forum Bloomberg
Jokowi Ditunjuk Jadi Dewan Penasihat Global Bloomberg, Siap Berpidato Bahasa Inggris di Forum 2025
Strategi PSI 2029: Transformasi dari Partai Jelita ke Jelata demi Menangkan Pemilu
Desakan Mundur Gus Yahya dari Ketum PBNU: Kronologi, Isi Risalah, dan Ultimatum 3 Hari