Namun ia memahami banyak masyarakat yang tak akan setuju lantaran ia pun pernah berada di posisi mendapatkan bantuan atau subsidi dari pemerintah.
"Ada yang mengatakan kepada saya Rp 5.000 tidak apa-apa lebih mahal, yang penting barangnya ada di samping rumah. Saya menanya, yang benar kalau Anda punya saudara-saudara seperti ini. Saya yakin masih banyak saudara-saudara kita yang selisih Rp 2.000 saja, pasti membutuhkan," kata Bahlil.
"Karena Bapak-Ibu semua, saya bersyukur dalam perjuangan ini, saya mungkin satu-satunya ketua, saya adalah ketua umum partai Golkar yang pernah merasakan makan beras subsidi," sambungnya.
Bahlil tak mau menyalahkan siapa-siapa atas kejadian tersebut. Bahlil mengatakan seorang pemimpin harus berani mengambil risiko.
"Dan saya tidak mau menyalahkan siapa-siapa awalnya saya tahu ini ada sedikit dinamika, nanti di ruang tertutup baru saya menjelaskan dinamikanya bagaimana. Tapi sebagai pemimpin di sebuah institusi, saya tidak menyalahkan siapa-siapa yang salah," ucap Bahlil.
"Itu adalah salah kami, kami perbaiki dan kami siap bertanggung jawab dan Alhamdulillah Semua urusan sudah selesai. Jadi pemimpin itu harus ambil risiko. Jangan pemimpin yang tidak ambil risiko," imbuhnya.
Sumber: Detik
Artikel Terkait
Firman Tendry Kritik Pemberantasan Korupsi: Negara Produksi Hukum Koruptif, Janji Antartika Hanya Gimmick?
OTT KPK Terhadap Oknum Jaksa: On The Track dan Bebas Nuansa Politis, Ini Kata Pakar
Gerindra Bongkar Motif Dino Patti Djalal Kritik Menlu Sugiono: Keluh Kesah Pribadi, Bukan Kritik Diplomasi
Survei Kepuasan Publik: MBG Jadi Wajah & Capaian Terbaik Pemerintahan Prabowo