“Kasus Gibran yang sampai saat ini tak bisa diadili semakin menegaskan lemahnya posisi Prabowo. Begitu juga dengan dugaan ijazah palsu Jokowi dan anaknya.
Semua ini mengisyaratkan bahwa Prabowo tidak memiliki kekuatan politik yang cukup untuk menghadapi tekanan dari kubu Jokowi,” tambahnya.
Memet juga menyoroti bagaimana sikap lunak Prabowo ini berdampak pada kepercayaan publik.
Ia mengatakan bahwa banyak pendukung Prabowo yang sebelumnya menaruh harapan besar pada kepemimpinannya kini mulai mengalami kebingungan dan kekecewaan.
“Banyak yang tadinya berharap besar terhadap kepemimpinan Prabowo. Mereka ingin perubahan, ingin ketegasan dalam memberantas korupsi dan memperbaiki kebijakan yang dianggap tidak pro-rakyat.
Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Prabowo seakan tak berdaya menghadapi kekuatan lama yang masih bercokol di pemerintahan,” kata Memet.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa jika Prabowo tidak segera mengambil langkah strategis dan berani dalam membersihkan lingkarannya dari pengaruh korupsi, maka pemerintahan ini bisa kehilangan legitimasi di mata rakyat.
“Rakyat tidak bodoh. Mereka bisa melihat sendiri bagaimana Prabowo sekarang menghadapi dilema besar.
Jika terus seperti ini, tidak menutup kemungkinan basis dukungan politiknya akan semakin melemah, dan pemerintahan ini bisa kehilangan kepercayaan publik,” pungkas Memet.
Sumber: SuaraNasional
Artikel Terkait
Jokowi Pilih Forum Bloomberg, Abaikan Sidang Ijazah Palsu: Analisis Dampak Politik
Analisis Posisi Jokowi Pasca Lengser: Prabowo Subianto Kuasai Panggung Politik
Tony Rosyid: Tuntut Pertanggungjawaban Jokowi 10 Tahun Memimpin Itu Wajar
Victor Rachmat Hartono Dicegah ke LN: Kasus Pajak PT Djarum yang Menggegerkan