Sebagai informasi, 'Partai Coklat' merupakan istilah yang digunakan oleh PDI-P yang merujuk pada kepolisian RI (Polri) yang diduga terlibat dalam intervensi politik, khususnya selama pilkada 2024.
3. Melindungi Orang Terdekat
Ketiga, Sekuat tenaga Jokowi melindungi si Gibran, yang amat sangat tidak pantas jadi Presiden, akan dipaksakan jadi Presiden 2029 sampai 2034.
Tidak berhenti disitu, Amien Rais juga mencoba mengingat kebelakang dengan mengulang memori yang menggambarkan Jokowi berdasarkan kepribadiannya.
"Nah, kita jadi ingat pada Februari 2024, itu seorang anggota DPD bernama Tamsil Linrung membuat surat terbuka," tuturnya.
Surat yang dimaksud merupakan, surat yang ditujukan langsung Kepada Jokowi selaku presiden, surat terbuka itu berprihal: Pemeriksaan Kesehatan Jiwa Saudara Presiden RI H.Ir. Joko Widodo
Dalam surat resmi Ketua Badan Akuntabilitas Dewan Perwakilan Daerah, Tamsil Linrung ditulis antara lain, bahwa poros transisi Indonesia meminta Jokowi menunjukkan catatan medisnya, karena sikapnya yang dinilai tidak konsisten.
Sebagai penutup, Amien Rais kembali menekankan dan menegaskan, bahwa Jokowi merupakan manusia yang cukup berbahaya.
Bahkan, dengan semena-mena mengobrak-abrik peraturan yang sudah ada, sebagaimana ia merusak aturan Konsitusi hanya untuk menaikkan Gibran sebagai Wakil Presiden.
"Jadi sekali lagi, Jokowi itu manusia yang cukup berbahaya buat Indonesia. Jokowi pasti akan menerjang aturan apapun sejak dari Konsitusi, undang-undang, aturan pilpres dan lain-lain. Asal Gibran bisa jadi presiden," tegasnya.
"Target politik Jokowi, terpenting cuma satu, gagalkan presiden Prabowo untuk melempangkan jalan si Gibran FuFu Fa Fa jadi presiden Indonesia ," tutupnya.
👇
Sumber: Fajar
Artikel Terkait
Hashim Djojohadikusumo: 4 Alasan Kuat Prabowo Menang Pilpres 2029, Rating 80%!
Koalisi Masyarakat Sipil Laporkan 11 Anggota Panja RUU KUHAP ke MKD DPR, Ini Sebabnya
KPU Surakarta Musnahkan Dokumen Jokowi: Penjelasan Lengkap & Kontroversi Hukum
Arsul Sani Buktikan Ijazah Doktor Asli, Ini Beda Sikapnya dengan Jokowi