Suara dari Istana mengingatkan agar masyarakat tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang belum jelas sumbernya.
“Justru sekarang masyarakat mengingatkan Istana jangan jadi bandit politik memprovokasi rakyat agar percaya dengan informasi bodong yang tidak jelas sumbernya,” tandas Sutoyo.
Sutoyo mengatakan juru bicara presiden merangkap sebagai provokator.
“Istana beruntun menggunakan bahasa anomali tentang _”penting untuk menjaga persatuan dan menghindari konflik yang dapat merusak stabilitas nasional, menegaskan bahwa hasil ini memperkuat kepercayaan publik terhadap pemimpin negara. Patut diduga ini suara juru bicara presiden merangkap sebagai provokator,” jelasnya.
Apalagi lanjut Sutoyo, berani mengklaim bahwa “Presiden juga berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah menghormati proses hukum dan memberikan dukungan”.
Pengumuman dari Bareskrim itu bukan dari hasil proses hukum pengadilan , diduga kuat hanya order pekerjaan dari Jokowi.
Sutoyo menegaskan Isi dan kalimat seperti “fokus Presiden tetap pada peningkatan kesejahteraan rakyat dan penguatan negara”.
Bukan hanya lepas dari konteks masalahnya tetapi seperti Juru bicara Presiden berbakat dleming dan suka mengigau.
Sutoyo menilai beraninya juru bicara Presiden membodohi Presiden.
Presiden Prabowo Subianto sebaiknya segera pecat juru bicaranya asal cuap – cuap
“Ucapannya lepas kontrol jauh dari ke hati – hatian, asal bunyi jauh dari layaknya sebagai juru bicara Presiden. Ini jubir presiden, layaknya buzer Jokowi yang telah lulus seleksi sebagai provokator,” pungkasnya.
👇👇
Sumber: SuaraNasional
Artikel Terkait
Pamali Keraton Solo: Larangan Presiden Melayat Raja yang Wafat dan Dampaknya
Jokowi Gelar Open House di Solo, Ini Momen Langsung dan Alasan Tidak Hadir Kongres Projo
Budi Arie Setiadi Masuk Gerindra: Perlindungan Politik dari Kasus Judi Online?
November Run 2025: Kemensos Gelar Event Lari Perdana di TMII untuk Peringati Hari Pahlawan