Mantan Rektor UGM Sofian Effendi Tak Sadar Ucapannya soal Ijazah Jokowi Diunggah: Ini Tidak Pantas

- Jumat, 18 Juli 2025 | 03:05 WIB
Mantan Rektor UGM Sofian Effendi Tak Sadar Ucapannya soal Ijazah Jokowi Diunggah: Ini Tidak Pantas



PARADAPOS.COM - Mantan rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Sofian Effendi, mengaku tidak sadar jika pernyataannya terkait dengan ijazah Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) diunggah kanal YouTube milik Rismon Sianipar, yakni Balige Academy.

Siapa Sofian Effendi? Ia adalah rektor UGM pada periode tahun 2002 hingga 2007. Selama kurang lebih 5 tahun Sofian Effendi menakhodai UGM sebagai pimpinan tertinggi alias rektor di kampus terbaik di Yogyakarta itu.

Statement Sofian Effendi terkait dengan Jokowi tidak menyelesaikan pendidikan sarjana karena nilai yang buruk menimbulkan kegaduhan yang besar di masyarakat.


Pria berusia 80 tahun tersebut kini memilih untuk menarik semua pernyataannya mengenai sosok Jokowi hanya dalam selang satu hari.

Sofian ternyata tidak sadar jika obroloannya dengan ahli digital forensik Rismon Sianipar diunggah di YouTube.

Ia membenarkan bahwa Rismon Sianipar dan alumni UGM berkunjung ke rumahnya.

Sofian hanya mengira bahwa percakapannya dengan Rismon Sianipar itu diperuntukkan bagi internal, bukan publik.

Menurutnya, ucapannya kala itu tidak pantas diunggah ke publik.


Sofian mengaku keberatan terkait dengan peredaran video itu. 

Ia berencana untuk melayangkan langsung surat keberatan kepada Rismon Sianipar dan kawan-kawan.

Sofian meminta, video pembicaraan tentang ijazah Jokowi tersebut bisa ditarik dari peredaran. 

Menurutnya, hal itu penting dilakukan untuk tetap menjaga ketenangan UGM dan mempertahankan ketentraman secara nasional.

"Saya tidak sadar itu akan dipublikasikan. Saya tidak menyangka akan dipublikasikan seperti itu. Omongan saya tidak pantas untuk diomongkan (ke publik)," kata Sofian Effendi, Kamis (17/7/2025), dikutip dari Tribun Jogja.

Setelah videonya viral, Sofian mengaku menerima ancaman dari pendukung Jokowi yang hendak melaporkannya kepada Bareskrim Polri.

Mengingat usianya yang sudah 80 tahun, Sofian akhirnya meminta maaf karena ia tidak ingin berurusan dengan polisi.

"Para pendukung mantan presiden itu, mereka gerah sepertinya karena soal ijazah disebut. Mereka menyebut akan mengadukan saya pada Bareskrim," tutur Sofian Efendi.

"Maka, saya meminta maaf atas pernyataan saya. Saya tidak mau harus berurusan dengan polisi soal ini, apalagi saya sudah berusia 80 tahun dan keluarga saya juga terganggu," ujarnya.

Sofian Effendi juga menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh pihak yang ia sebutkan di dalam video yang diunggah Rismon Sianipar di YouTube.

Ia juga meminta maaf kepada rektor UGM saat ini, yakni Prof Ova Emilia.

Sofian menegaskan bahwa dirinya saat ini masih aktif sebagai anggota organisasi UGM.

"Saya tidak ingin diadu dengan Prof Ova. Itu tidak baik. Bagaimana pun, saya adalah anggota organisasi UGM."

Profil Sofian Effendi

Prof Sofian Effendi lahir pada tanggal 28 Februari 1945.

Ia menduduki posisi jabatan sebagai rektor UGM sejak tahun 2002 hingga 2007.

Sofian Effendi juga dikenal sebagai Guru Besar Ilmu Administrasi Negara UGM.

Dalam kariernya, ia juga tercatat pernah menjabat sebagai Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) pada tahun 1999 hingga 2000.

Berikut jejak karier Sofian Effendi, dikutip dari Wikipedia.

- Asisten Profesor Kebijakan Publik, Universitas Gadjah Mada (1969−1998)

- Sekretaris Eksekutif Pusat Studi Kependudukan, Universitas Gadjah Mada (1978−1983)

- Direktur Program Pascasarjana Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Gadjah Mada (1981−1986)

- Direktur Pusat Studi Kependudukan, Universitas Gadjah Mada (1983−1994)

- Wakil Rektor bidang Kerjasama Internasional, Universitas Gadjah Mada (1991−1994)

- Pendiri dan Direktur Sekolah Pascasarjana Kebijakan Publik dan Administrasi, Universitas Gadjah Mada (1992−2002)

- Wakil Rektor bidang Perencanaan dan Pembangunan, Universitas Gadjah Mada (1994−1995)

- Asisten Menteri Negara Riset dan Teknologi (1995−1998)

- Sekretaris Eksekutif Dewan Riset Nasional (1995−1998)

- Asisten Wakil Presiden Republik Indonesia (1998)

- Asisten Sekretaris Negara bidang Pengawasan dan Pengendalian Kebijakan (1998−1999)

- Kepala Badan Kepegawaian Negara (1999−2000)

- Profesor Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada (1998)

- Rektor Universitas Gadjah Mada (2002−2007) 

- Ketua Majelis Wali Amanat Universitas Gadjah Mada (2012−2014)

- Ketua Komisi Aparatur Sipil Negara (2014−2019)

- Dewan Pembina The Habibie Center (2019−sekarang)

Sumber: Tribunnews 

Komentar