Pernyataan Dedy juga menegaskan bahwa saat ini Jokowi telah berdiri dalam barisan PSI.
Hal ini bukan hanya simbolik, tetapi dinilai sebagai langkah strategis untuk menjaga kesinambungan pengaruh politik Jokowi ke depan.
PSI, partai muda yang pernah menjadi pendukung militan Jokowi di Pemilu 2019, tampaknya sedang memantapkan posisinya sebagai rumah baru bagi loyalis Jokowi di tengah pergeseran dinamika partai-partai besar.
Dalam konteks ini, PSI berperan tidak hanya sebagai partai politik, tetapi juga sebagai penjaga memori dan legacy Jokowi di tengah arus perubahan politik nasional.
Kontestasi politik saat ini, meskipun Pemilu telah usai, masih diwarnai oleh perebutan narasi.
Apakah Indonesia akan melanjutkan jalan Jokowi atau mencoba membangun jalan baru? PSI dengan gamblang menunjukkan keberpihakan pada kesinambungan dan menolak upaya rebranding yang meniadakan kontribusi masa lalu.
Dedy sendiri menutup pernyataannya dengan sebuah kalimat yang seolah menjadi sinyal: “Sekarang beliau (Jokowi) sudah berdiri dalam barisan PSI.”
Pernyataan itu menjadi penegasan bahwa Jokowi bukan hanya figur masa lalu, tetapi masih merupakan kekuatan politik masa kini dan masa depan — dan PSI akan berada di garis depan untuk menjaganya.
👇👇
Ada gerakan TSM yang ingin menghilangkan jejak kerja Presiden Indonesia ke-7
Tapi mereka lupa bahwa hasil kerja Jokowi selama 10 th berbicara lebih lantang dari pada orator ulung
Jadi tidak salah jika Rakyat Indonesia yang kehidupannya langsung disentuh oleh kebijakan beliau… pic.twitter.com/rt0Km02Git
Sumber: SuaraNasional
Artikel Terkait
Pesan Natal Kardinal Suharyo: Seruan Pertobatan Pejabat di Tengah Maraknya Kepala Daerah Diciduk KPK
Pilkada Lewat DPRD: Hanya Akal-Akalan Elite Politik untuk Kekuasaan?
Pengakuan Yusril Ihza Mundur Demi Gus Dur Jadi Presiden 1999: Fakta Sejarah Terungkap
Hashim Djojohadikusumo Bantah Isu Lahan Sawit Prabowo: Klarifikasi Lengkap dan Fakta