Sebelum lengser, Gus Dur memang menghadapi tekanan politik yang sangat berat.
Ia diterpa sejumlah isu, termasuk tudingan penyalahgunaan dana Badan Urusan Logistik (Bulog) yang dikenal dengan sebutan Bulog Gate.
Situasi kian pelik ketika MPR menggelar Sidang Istimewa yang dipimpin Amien Rais dan menjatuhkan mosi tidak percaya terhadap dirinya.
Alih-alih tunduk, Gus Dur memilih melawan dengan dekret yang kemudian menjadi salah satu catatan paling dramatis dalam sejarah politik Indonesia sejak dimulainya Era Reformasi 1998.
Berbeda dengan masa kini, pemilihan presiden dan wakil presiden RI kala itu dilakukan dengan mekanisme pemilihan via wakil-wakil rakyat di MPR RI.
Dalam sidang paripurna MPR RI pada 20 Oktober 1999, Gus Dur yang dicalonkan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan koalisi yang disebut Poros Tengah berhasil mengalahkan Megawati Soekarnoputri dengan 373 suara berbanding 313 suara.
Padahal, Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan (PDI-P) yang dinakhodai sang putri Bung Karno itu telah memenangkan pemilu legislatif 1999.
Meski demikian, Gus Dur kemudian merangkul sang ketum PDI-P untuk menjadi pasangannya di kursi wakil presiden.
Pada 21 Oktober 1999, Megawati menang dalam pemilihan wakil presiden, mengalahkan Hamzah Haz dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Kombinasi kepemimpinan Gus Dur–Megawati yang awalnya diharapkan menjadi simbol rekonsiliasi politik ternyata tidak berlangsung lama.
Perseteruan politik yang memuncak pada dekret pembubaran MPR/DPR RI menandai berakhirnya kepemimpinan Gus Dur.
Hingga kini, dekret itu masih dikenang sebagai salah satu episode paling dramatis dalam perjalanan demokrasi Indonesia.
Suatu episode ketika rakyat hampir saja menyaksikan bahwa DPR RI (bisa) dibubarkan.
👇👇
Tahun 2001, Gus Dur pernah menyiapkan dekrit presiden untuk membubarkan DPR dan MPR. Alasannya jelas: parlemen sudah jauh dari kedaulatan rakyat. pic.twitter.com/JgEl5NjbXB
Dulu Gus Dur ingin membubarkan DPR yang di sebut seperti taman kanak-kanak.
Setelah di hujat, Gus Dur lalu berucap, Kelak Bangsa ini akan menemukan kebenarannya sendiri.
Dan kini ucapan beliau menjadi kenyataan. Tunjangan DPR RI melejit seperti rudal tak terkendali. pic.twitter.com/AhMt9pbXR0
"DPR kita isinya orang gak karu-karuan, sombongnya bukan main." demikian kata Gus Dur menyinggung perilaku DPR.
— Gus Dur pic.twitter.com/vxeiDLdHx2
Sumber: Republika
Artikel Terkait
Rekam Jejak Hukum Ahmad Ali: Strategi Bertahan Hidup Politik di PSI?
Syahganda Bongkar Fakta di Balik Julukan Politisi Jalanan Jokowi di Forum Bloomberg
Jokowi Ditunjuk Jadi Dewan Penasihat Global Bloomberg, Siap Berpidato Bahasa Inggris di Forum 2025
Strategi PSI 2029: Transformasi dari Partai Jelita ke Jelata demi Menangkan Pemilu