PARADAPOS.COM - Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) era Presiden Megawati Soekarnoputri, A.M Hendropriyono menyebut, ada pihak asing mendalangi aksi demo di Gedung DPR RI.
Hal ini lantas memicu berbagai respon. Namun, terlepas dari ucapan kontroversial tersebut, ternyata ia beberapa kali kesempatan membuat pernyataan kontroversial merespons kondisi negara dan perpolitikan nasional.
Selain menjadi Kepala BIN, Hendropriyono juga pernah menjabat sebagai Sekretaris Pengendalian Operasional Pembangunan Republik Indonesia pada periode 1996-1998.
Hendro juga dua kali Menteri Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan (PPH) di Kabinet Pembangunan VII dan Kabinet Reformasi Pembangunan.
Berikut adalah sederet pernyataan kontroversial Hendro.
1. Demo di DPR 25 dan 28 Agustus 2025 Diduga Didalangi Asing
Hendropriyono membuat pernyataan kontroversial merespons demo yang berakhir ricuh di kawasan Gedung DPR Senayan.
Dia menyatakan ada dugaan keterlibatan pihak asing dalam demo tersebut.
Hendropriyono mengklaim, mengetahui siapa yang bermain di balik peristiwa tersebut. Hanya saja ia belum mengungkapkan detail.
"Karena saya tahu, saya nggak lebih pintar dari kalian. Saya tidak lebih pintar tapi saya mengalami semua, dan ini ada yang main gitu. Pada waktunya saya bisa sampaikan namanya yang main. Itu dari sana," kata Hendropriyono usai bersama eks pejuang Timor Timur bertemu Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (28/8/2025).
Menurut Hendropriyono, dalang yang bermain berasal dari pihak luar negeri, hanya saja mereka memiliki kaki tangan yang berada di dalam.
"Dari luar. Dari luar. Orang yang dari luar hanya menggerakkan kaki tangannya yang ada di dalam, dan saya sangat yakin bahwa kaki tangannya di dalam ini tidak ngerti bahwa dia dipakai. Tapi pada waktunya nanti harus dibuka," kata Hendropriyono.
2. Sentimen Sara dalam Operasi Penggalangan Negara Adidaya
Pada awal Februari 2025 meminta bangsa Indonesia mewaspadai penyebaran isu yang berkaitan dengan suku, ras, agama atau sara yang disebarkan oleh Amerika Serikat.
Saat itu, Indonesia memang tengah mendekat ke organisasi ekonomi, Brics. Langkah ini dinilai berseberangan dengan sikap ekonomi Negeri Paman Sam.
Artikel Terkait
Ahmad Sahroni Didekati PSI Jadi Dewan Penasihat? Bertemu Bro Ron Usai Lama Tak Terlihat!
Dokter Tifa Bongkar Kejanggalan Salinan Ijazah Jokowi di KPU, Ini Fakta yang Ditemukan
Setahun Prabowo Memimpin: Geng Solo Harus Dituntaskan!
Listyo Sigit Naikkan Sejumlah Komjen, Prof Ikkar Beber Jurus Penyelamatan Keluarga Jokowi