Panggilan tak terjawab itu berlanjut hingga larut malam.
"Pulangnya jam 12.00 malam, dia telepon lagi miss call," cerita Zulfan.
Kelelahan membuat Zulfan memutuskan untuk menunda mengangkat telepon hingga esok hari.
Minggu pagi, Budi Arie kembali menelepon, namun Zulfan masih memilih untuk tidak mengangkatnya, menghabiskan hari untuk beristirahat.
Puncaknya, Senin (8/9/2025) pagi, saat Zulfan sedang dalam perjalanan menuju bandara untuk ke Solo, Budi Arie kembali mencoba menghubunginya. Kali ini, Zulfan akhirnya menjawab.
Pada percakapan itu Budi Arie ingin mengetahui isi pembicaraan para pemimpin redaksi dengan Presiden Prabowo di Hambalang.
Apakah ada sinyal-sinyal buruk terkait posisinya?
"Saya bilang, 'Enggak ada. Presiden tidak nyinggung apapun. Soal Anda bahkan soal kementerian. Hanya bicara program aja semuanya saya bilang. Nggak ada spesifik bicara reshuffle, nggak ada apa ya. Ya, gitu aja. He,'" ucap Zulfan Lindan.
Meski Zulfan menegaskan tidak ada bahasan spesifik mengenai dirinya atau kementeriannya, apalagi reshuffle, Budi Arie tetap melanjutkan cerita tentang kedekatannya dengan Prabowo.
Sebuah narasi pembelaan diri atau upaya meyakinkan Zulfan—dan mungkin dirinya sendiri—bahwa posisinya aman.
Zulfan hanya menanggapi datar, "Baguslah saya bilang."
Absennya seorang menteri di forum penting yang membahas program intinya, ditambah rentetan telepon yang sarat kegelisahan sebelum kabar reshuffle resmi beredar, tentu bukan kebetulan belaka.
Apakah Budi Arie sudah mencium aroma tak sedap dari Istana?
Sumber: Suara
Artikel Terkait
Hassan Nasbi Kritik Pemerintah, Purbaya Jawab Menohok: Stabilitas Negara Baik-Baik Saja!
Menkeu Sri Mulyani Gempur Importir Thrifting Ilegal: Saya Akan Tangkap yang Bandel Duluan!
Said Didu Bentak KPU: Kalian Waras?! Hanya Teguran untuk Sewa Jet Pribadi Rp 90 Miliar
Jokowi di Balik Prabowo: Ancaman Nyata Demokrasi Indonesia di Ujung Tanduk