Makanya ia tak sepakat bahwa ini berasal dari tuntutan sosial society.
Karena ada kepentingan politik yang lain yang orientasinya adalah kekuasaan.
Menurutnya tak ada tuntutan dari 17 8 yang menjadi persoalan yang dihadapi publik saat ini.
Dalam pertarungan politik nasional kata dia, ada kekuatan di tataran papan atas yang memiliki syahwat kekuasaan untuk kembali, entah di 2029 atau di tengah masa pemerintahan Prabowo.
“Ini sangat jelas sekali, oleh karenanya demo yang kemarn yang berubah menjadi rusuh, inilah pola demo yang dua pihak dikendalikan. Ada perusuh dan aparat keamanan dikendalikan satu pihak. Sehingga muncul kerusuhan dalam satu waktu di tempat yang berbeda. Ini luar biasa,” tuturnya.
Bahkan dalam aksi itu muncul tuntutan Prabowo mundur. Karena tidak mampu menciptakan situasi aman.
“Inikan punya korelasi yang sangat kuat,” tambahnya.
Sumber: Fajar
Artikel Terkait
Projo Hapus Wajah Jokowi di Logo: Analis Sebut Strategi Akal-Akalan yang Telat
Projo Dukung Jokowi, Pengamat Sebut Ada Upaya Rongrong Kepemimpinan Prabowo
Bimteknas PKS 2025: Strategi Penguatan Pejabat Publik untuk Pelayanan Inovatif
Puan Maharani Soroti Utang Kereta Cepat Whoosh, DPR Bakal Bahas Tuntas