Lebih lanjut, SKK Migas juga mencatat realisasi lifting minyak sepanjang 2023 sebesar 605,5 Million Barrel Oil Per Day (MBOPD). Angka tersebut tercatat 92 persen dari target APBN yang ditetapkan sebesar 660 MBOPD dan tidak mencapai target WP&B sebesar 621 BOPD atau 98 persen.
Lifting minyak juga masih berada di bawah realisasi tahun 2022 yang tercatat sebesar 612,3 MBOPD atau mengalami penurunan sebesar 1 persen.
Sementara, lifting atau salur gas sepanjang 2023 tercatat mengalami kenaikan sebesar 2 persen dibandingkan dengan realisasi tahun 2022. Pada tahun lalu, tercatat salur gas naik 1 persen menjadi 5.378 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).
Jumlah tersebut, tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan salur gas sebesar 5.347 MMSCFD pada tahun 2022. Meski begitu, dilihat dari target APBN dan WP&B, salur gas masih belum mencapai target.
Kendati begitu, SKK Migas optimistis bahwa pada tahun 2024 ini, salur gas bisa terus mempertahankan kenaikan. Terlebih, saat ini sudah beroperasi Tangguh Train 3 di Kabupaten Teluk Bintuni, Provinsi Papua Barat. (JPG/r9)
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: lombokpost.jawapos.com
Artikel Terkait
Kredit Perumahan Mandek, Menteri Keuangan Khawatirkan Daya Beli Masyarakat
Bursa Asia Anjlok: Penyebab, Dampak ke Indonesia, dan Prediksi ke Depan
Analisis IHSG Hari Ini: Proyeksi 8.150-8.350 Dipicu Data Ekonomi Q3 2025 & Rebalancing MSCI
Semangat Cokroaminoto & Program Koperasi Desa Merah Putih: Strategi Menkop Ferry Bangun Ekonomi Umat