Di sisi lain, impor Indonesia di November 2023 tercatat sebesar 19,59 miliar dolar AS, naik 4,89 persen dibandingkan bulan lalu (mtm) atau 3,29 persen (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Peningkatan impor didorong oleh impor barang modal dan konsumsi yang tumbuh masing-masing sebesar 13,66 persen (yoy) dan 19,82 persen (yoy).
Produk makanan dan minuman untuk rumah tangga berkontribusi terhadap impor barang konsumsi terbesar, yaitu 31,38 persen. Kemudian, disusul produk barang konsumsi setengah tahan lama sebesar 17,24 persen. Sementara impor bahan baku/penolong terkontraksi sebesar 1,05 persen (yoy).
Secara kumulatif, impor Indonesia pada periode Januari hingga November 2023 mencapai 202,78 miliar dolar AS.
Febrio menambahkan perlambatan permintaan global yang mempengaruhi aktivitas perdagangan sebenarnya tidak hanya terjadi di Indonesia, namun juga dihadapi oleh negara mitra dagang Indonesia, seperti China dan Amerika Serikat yang mencatatkan kontraksi pada aktivitas ekspor dan impornya.
Artikel asli: harianmerapi.com
Artikel Terkait
Harga Emas Anjlok ke Level Terendah 3 Pekan, Ini Penyebab dan Proyeksinya ke Depan
Analisis IHSG & Rekomendasi 4 Saham Pilihan: BMRI, BRPT, FORE, RATU (Buy on Weakness!)
Strategi Purbaya Yudhi Sadewa Tekan Utang Rp9.138 Triliun: Fokus pada Efisiensi dan Pacu Ekonomi
Prajogo Pangestu Akuisisi 60 SPBU Esso di Singapura, Ekspansi Baru Orang Terkaya Indonesia