Selain bertujuan mengedukasi dan menghibur masyarakat, acara 22 tahun Ruwat Rawat Borobudur juga mengangkat kembali nilai tradisi yang sempat hilang, yaitu ritual sedekah Kedung Winong dan umbul donga.
"Tujuan pembagian buku-buku tersebut untuk meningkatkan literasi pelestatian nilai spiritialias Borobudur dan meningkatkan daya baca masyarakat," katanya.
Sementara itu penulis sekakigus budayawan Komunitas Brayat Panangkaran Borobudur, Sucoro menuturkan peluncuran buku berjudul "Pustaka Aksara Borobudur" itu merupakan buku ke-8 dari perjalanan Ruwat Rawat Borobudur.
Baca Juga: Akhirnya Pecah Telur, BMW Mencatatkan Rekor Penjualan Tertinggi Selama 22 Tahun di Indonesia
Selain hasil perenungan buku tersebut juga menjadi catatan sejarah perjalanan budaya, wisata dan sosial masyarakat di kawasan Candi Borobudur.
"Buku itu menelisik kebermanfaatan Warisan Budaya Dunia Borobudur dalam Kehidupan Masyarakat yang Selaras dengan Nilai Spiritualitas Borobudur," kata Sucoro.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: senangsenang.id
Artikel Terkait
Bukan Cuma Nikita Mirzani, JPU Juga Ajukan Banding atas Vonis 4 Tahun Kasus Reza Gladys
Still Single VISION+: Review Sinopsis, Pemain, dan Cara Nonton
Raisa Absen Sidang Cerai Perdana, PA Jaksel Ingatkan Risiko Gugatan Dibatalkan
Hasil Pemeriksaan Medis Mengejutkan Biru di Terbelenggu Rindu Episode 412