"Setiap tindakan harus diambil berdasarkan fakta terverifikasi dan koordinasi, dengan cara yang menjaga keamanan, stabilitas, dan mendukung solusi politik untuk mengakhiri krisis di Yaman," bunyi pernyataan resmi Kemlu UEA.
Retaknya Koalisi dan Dampaknya pada Konflik Yaman
Insiden ini mengungkap retaknya hubungan dua sekutu utama dalam koalisi di Yaman. Arab Saudi secara konsisten mendukung pemerintahan Presiden Abdrabbuh Mansur Hadi, sementara UEA dituding berpihak pada kelompok bersenjata lokal seperti STC, dengan alasan memerangi ancaman terorisme.
Serangan ke Al Mukalla terjadi tak lama setelah permintaan bantuan dari Kepala Dewan Kepresidenan Yaman, Rashad Al Alimi, kepada Saudi untuk menghadapi agresi STC. Al Alimi juga menuduh UEA berada di balik manuver kelompok separatis tersebut.
Pernyataan dan Saling Tuding dari Kedua Pihak
Kementerian Luar Negeri Arab Saudi menegaskan bahwa setiap ancaman terhadap keamanan nasionalnya adalah "garis merah" dan mereka akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk menetralisirnya. Di sisi lain, UEA kembali menegaskan bahwa mereka tidak pernah mengarahkan STC untuk melakukan operasi militer, termasuk di perbatasan Saudi-Yaman, dan menyebut tuduhan itu tidak berdasar serta berpotensi mengacaukan stabilitas kawasan.
Dampak pada Perang Melawan Houthi
Ketegangan baru antara dua sekutu utama ini dinilai dapat membelah fokus perang di Yaman. Aksi ofensif STC justru terjadi saat upaya seharusnya terkonsentrasi untuk melawan kelompok Houthi yang didukung oleh Iran. Situasi ini berpotensi memperumit jalan menuju perdamaian dan solusi politik yang berkelanjutan di Yaman.
Artikel Terkait
Banding Najib Razak: Upaya Hukum Terhadap Vonis 15 Tahun Penjara & Denda Rp47 Triliun Kasus 1MDB
Arab Saudi Ultimatum UEA: Keluar dari Yaman dalam 24 Jam, Konflik Memanas
Serangan Drone Ukraina ke Kediaman Putin: Kronologi, Analisis, dan Dampaknya
Tentara Cadangan Israel Diberhentikan Usai Tabrak Warga Palestina yang Sedang Shalat: Kronologi & Respons IDF