GOKIL! Viral Aksi Nekat Gen Z Nepal Lempar Balik Gas Air Mata ke Polisi

- Selasa, 09 September 2025 | 13:55 WIB
GOKIL! Viral Aksi Nekat Gen Z Nepal Lempar Balik Gas Air Mata ke Polisi




PARADAPOS.COM - Aksi demonstrasi besar-besaran terjadi di Nepal sejak Senin, 8 September 2025.


Tak jauh berbeda dari Indonesia beberapa waktu lalu, aparat kepolisian berusaha menertibkan massa dengan gas air mata.


Dalam video yang viral di media sosial, tampak seorang demonstran melemparkan balik gas air mata ke arah polisi.


"Polisi Nepal melemparkan gas air mata ke arah para demonstran. Seorang pemuda datang, mengambilnya, lalu melemparkannya kembali ke arah polisi. Gen Z memang beda cara pikirnya," bunyi caption unggahan.


Keberanian demonstran tersebut sontak mengundang beragam komentar, khususnya dari warganet Indonesia.


Banyak yang tercengang, mengingat di Indonesia, belum ada satu orang pun yang berani melakukan hal serupa.


"Gokil. Padahal pasti perih banget tuh," komentar warganet.


"Kita juga bisa lempar balik, pokoknya harus pakai sarung tangan khusus yang tebal biar aman," kata warganet lain.


πŸ‘‡πŸ‘‡



Memegang tabung gas air mata yang sudah ditembakkan sangat berbahaya dan bisa menimbulkan luka bakar kimia serius.


Setelah ditembakkan, suhunya bisa sangat tinggi, bahkan membakar kulit yang bersentuhan dengannya.


Tabung gas air mata yang sudah ditembakkan mengeluarkan bahan kimia dalam konsentrasi yang sangat pekat.


Jika dipegang, partikel-partikel kimia tersebut akan langsung menempel dan meresap ke kulit, menyebabkan iritasi, rasa gatal yang parah, dan sensasi terbakar yang intens.


Efek iritasi akan langsung menyebar dan menimbulkan gejala seperti mata perih, penglihatan kabur, sesak napas, hingga mual dan muntah.


Tak heran jika aksi demonstran Nepal melempar balik gas air mata ke polisi membuat warganet tercengang.


Sementara itu, gelombang protes ini dipicu oleh keputusan pemerintah Nepal untuk memblokir 26 platform media sosial, termasuk Facebook, X, Instagram, dan YouTube.


Pemerintah beralasan langkah ini diambil karena platform tersebut digunakan untuk menyebarkan ujaran kebencian, berita bohong, hingga penipuan.


Demonstrasi sebagian besar digerakkan oleh Gen Z, dilatarbelakangi oleh kemarahan publik terhadap korupsi yang merajalela di pemerintahan.


Puncaknya, demonstran membakar gedung parlemen di Kathmandu pada Selasa (9/9/2025) malam.


Selain gedung parlemen, massa juga membakar rumah pribadi Perdana Menteri Khadga Prasad Sharma Oli dan sejumlah pejabat lainnya.


Kerusuhan ini menelan korban jiwa, dengan setidaknya 19 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka, termasuk lebih dari 100 personel polisi.


Menanggapi kerusuhan ini, pemerintah Nepal mencabut larangan atas media sosial dan Perdana Menteri K.P. Sharma Oli mengundurkan diri.


πŸ‘‡πŸ‘‡



Sumber: Suara

Komentar