Adapun demo Timor Leste ini pecah setelah beberapa negara lainnya dilanda aksi unjuk rasa yang juga berujung ricuh, seperti Indonesia, Nepal, Serbia, hingga Perancis.
Kontroversi mobil baru pejabat Timor Leste
Kontroversi pengadaan mobil dinas ini menjadi isu sensitif di Timor Leste, negara dengan tingkat kemiskinan tinggi.
Berdasarkan data Bank Dunia, lebih dari 40 persen warga Timor Leste asih hidup di bawah garis kemiskinan.
Negara tetangga Indonesia ini juga menghadapi tantangan besar dalam mengatasi ketimpangan, kekurangan gizi, dan tingginya angka pengangguran.
Sebagai respons terhadap tekanan publik, tiga partai politik besar—Kongres Nasional untuk Rekonstruksi Timor (CNRT), Partai Demokrat, dan Perkaya Persatuan Nasional Putra-Putra Timor—mengeluarkan pernyataan bersama.
Mereka akan meminta parlemen meninjau ulang dan membatalkan rencana pembelian mobil tersebut.
“Pembelian ini tidak mencerminkan kepentingan publik,” demikian isi pernyataan ketiga partai tersebut.
Timor Leste, yang merupakan bekas jajahan Portugis, melepaskan diri dari Indonesia pada 2002.
Meski telah lebih dari 20 tahun merdeka, Timor Leste masih sangat bergantung pada sektor minyak dan gas bumi, dengan sedikit diversifikasi ke sektor ekonomi lainnya.
Sumber: Kompas
Artikel Terkait
Pangeran Andrew Dicabut Gelar Kerajaan: Fakta Terbaru Kasus Epstein
Presiden Prabowo Hadiri Gala Dinner KTT APEC 2025: Diplomasi Ekonomi Indonesia di Korea
Tingkat Kepuasan Macron Anjlok ke 11%, Rekor Terendah Sejarah Prancis
Torpedo Nuklir Poseidon Rusia: Daya Ledak 100 Megaton, Ancaman Nyata Bagi AS