PARADAPOS.COM - Sepanjang sejarah terjadi beberapa kerusuhan yang menjadi saksi bisu perjuangan rakyat yang berjuang mencari perubahan demi bisa mendapatkan kedalian.
Tahun 2025 menjadi salah satu periode paling kelam dalam catatan peristiwa Indonesia.
Dari akhir bulan Agustus hingga awal September, terjadi unjuk rasa dan kerusuhan besar yang dipicu oleh kebijakan pemerintah mengenai pemberian tunjangan perumahan bagi anggota DPR RI.
Aksi unjuk rasa yang menjadi sorotan dunia internasional ini menjadi inspirasi bagi negara lain yang sedang menghadapi persoalan serupa.
Salah satunya adalah Nepal, yang pada 10 September 2025 melakukan aksi demonstrasi besar-besaran yang dipimpin generasi muda.
Aksi demonstrasi ini dipicu oleh keputusan pemerintah yang membatasi akses internet yang dianggap sebagai upaya pembungkaman suara rakyat.
Buntut dari aksi demonstrasi anarkis ini, Perdana Menteri KP Sharma Oli dan Presiden Ram Chandra Poudel mengundurkan diri.
Dua peristiwa ini hanyalah contoh bagaimana kerusuhan bisa mengubah stabilitas dan kondisi sebuah negara.
Namun sebelum ini, terdapat beberapa aksi kerusuhan besar terjadi sepanjang sejarah yang dipicu oleh ketidakadilan, krisis ekonomi, dan konflik politik.
Peristiwa Kerusuhan Terbesar Sepanjang Sejarah
Dilansir dari berbagai sumber, berikut adalah beberapa peristiwa kerusuhan dan demonstrasi terbesar yang pernah tercatat dalam sejarah dunia:
1. The Salt March (1930)
The Salt March atau Pawai Garam adalah sebuah aksi pembangkangan tanpa kekerasan yang dilakukan warga India untuk melawan penjajahan Inggris.
Pawai yang dilakukan oleh Mahatma Gandhi pada tanggal 12 Maret ini dimulai dari rumahnya di Sabarmati Ashram ke Dandi, untuk membuat garam.
Sebagai informasi, aksi “membuat garam” ini adalah bentuk protes dari Gandhi kepada penjajah Inggris.
Sebab pada masa itu, Inggris memonopoli produksi garam dan meraup keuntungan yang besar, sedangkan warga lokal dibiarkan menderita dalam kemiskinan.
Awalnya pawai ini hanya dilakukan oleh Gandhi bersama 78 orang lainnya.
Namun sepanjang perjalanannya menuju Dandi, warga yang mendengar aksi pawai ini mulai berbondong-bondong mengikuti Gandhi dan kelompoknya.
Tidak ada catatan resmi yang menyebutkan jumlah pengikutnya.
Namun sejumlah sumber menyebutkan sedikitnya ada 50.000 orang yang mengikuti pawai dan menyaksikan Gandhi merebus tanah dalam air laut untuk menghasilkan tanah.
Menurut The British Library, kegiatan yang dilakukan oleh Gandhi ini adalah hal yang ilegal bagi warga India yang berada di bawah kekuasaan Inggris.
Buntut dari aksi pawai dianggap ilegal dan jumlah massa yang begitu besar, menjadi masalah yang sangat besar.
Menurut The Guardians, sebanyak 60.000 warga India ditangkap karena dituding mengikuti aksi tersebut.
Gandhi sendiri baru ditangkap oleh Inggris pada 5 Mei dan dipenjara sampai Januari 1931.
Setelah dibebaskan, Gandhi mendapat kesempatan untuk membuat perundingan dengan pihak Inggris. Setelah itu, jalan panjang menuju kemerdekaan India dimulai.
2. People’s Protest in Filipina / Protes Rakyat di Filipina (1986)
Ferdinand Marcos yang dikenal sebagai seorang senator, menjadi presiden Filipina pertama yang berhasil menjabat selama dua periode, pada Pemilu 1965 dan 1969.
Di periode kedua pemerintahannya, konstitusi Filipina telah membuat kebijakan masa jabatan presiden sebanyak dua kali.
Namun menjelang akhir masa jabatannya, Marcos malah mendeklarasikan darurat militer di negaranya.
Aksinya ini sengaja dilakukan agar ia bisa mengalih alih kekuasaan penuh dan menghapus batas masa jabatan.
Setelah berkuasa selama hampir satu dekade, Marcos mendapat desakan dari banyak pihak karena telah menjadi pemimpin Filipina dalam waktu yang lama.
Di bawah tekanan banyak pihak, Marcos akhirnya menyelenggarakan pemilihan umum untuk memperebutkan posisi jabatannya.
Namun dalam pemilu ini, ia kembali menang karena lawan politiknya, Corazon Aquino, dibunuh.
 
                         
                                 
                                             
                                             
                                             
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                
Artikel Terkait
Presiden Prabowo Hadiri Gala Dinner KTT APEC 2025: Diplomasi Ekonomi Indonesia di Korea
Tingkat Kepuasan Macron Anjlok ke 11%, Rekor Terendah Sejarah Prancis
Torpedo Nuklir Poseidon Rusia: Daya Ledak 100 Megaton, Ancaman Nyata Bagi AS
Spanyol & Maroko Gagalkan Penyelundupan 20 Ton Hashish yang Disembunyikan dalam Truk Paprika