Malam Siwaratri memiliki makna sebagai waktu perenungan dosa dan introspeksi diri. Melalui brata dan persembahyangan, umat Hindu berusaha membersihkan diri dari segala kekotoran fisik, mental, dan spiritual. Memohon ampun dan berkah kepada Siwa, berharap diberi petunjuk untuk menjauhi dosa di masa depan.
Baca Juga: 10 Hari Raya Hindu atau Rerahinan Selama Januari 2024, Ada Siwa Ratri
Siwaratri juga mengandung kisah menarik tentang seorang pemburu bernama Lubdaka, yang terjebak di hutan dan takut diserang binatang buas saat malam tiba.
Dengan memanjat pohon bila, mengikatkan diri dengan akar pohon, dan tanpa disengaja saat malam Siwa atau Siwaratri terjaga (Jagra), dan akhirnya Lubdaka diberikan anugerah peleburan dosa.
Di tengah dinamika perkembangan jaman era kini, Siwaratri tetap relevan bagi umat Hindu. Sebagai momen refleksi dan evaluasi diri, Siwaratri memberikan kesempatan untuk meningkatkan kualitas hidup, baik secara material maupun spiritual, sesuai dengan ajaran dan teladan Siwa.
Namun, melaksanakan Siwaratri di era milenial ini juga membutuhkan kreativitas dan fleksibilitas. Tidak semua umat Hindu dapat melaksanakan brata dan persembahyangan secara penuh dan sempurna, karena ada keterbatasan dan kewajiban yang harus dipenuhi, seperti pekerjaan, sekolah, keluarga, dan lain-lain.
Baca Juga: Menteri Hukum dan HAM, Yasonna H Laoly, Ingatkan Pentingnya Netralitas ASN dalam Apel Awal Tahun
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: balipopuler.com
Artikel Terkait
Rahadi Algamar, Mahasiswa MNC University, Raih Juara 3 Pop Royalty Singing Competition 2025
Viral Bukti Selingkuh Hamish Daud & Chef Sabrina: Pinterest Hingga Video Raisa Jadi Sorotan
Reza Gladys Gugat Balik Nikita Mirzani, Tuntut Pengembalian Rp4 Miliar
The Grumpy Chef: Arti Julukan, Profil Sabrina Alatas & Fakta Isu Terbaru