Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS) Anthony Budiahan mengungkapkan kejanggalan biaya pembangunan Whoosh. "China hanya menghabiskan 17-30 juta Dolar AS per km, sedangkan Indonesia harus mengeluarkan 41,96 juta Dolar AS per km," jelas Anthony. Perbedaan signifikan ini menguatkan dugaan penggelembungan biaya atau markup dalam proyek strategis nasional ini.
Kondisi Keuangan PT KCIC dan Kerugian Triliunan
PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) sebagai operator Whoosh mengalami tekanan keuangan berat. Perusahaan harus menanggung beban pembayaran utang plus bunga ke pihak China, ditambah biaya operasional tinggi yang menyebabkan kerugian triliunan rupiah.
Laporan keuangan PT KAI per 30 Juni 2025 menunjukkan PT PSBI sebagai pemegang saham mayoritas di PT KCIC mencatat kerugian Rp4,195 triliun pada 2024. Kerugian terus berlanjut di tahun 2025 dengan nilai Rp1,625 triliun pada semester pertama.
KPK telah melakukan penyelidikan terhadap dugaan korupsi proyek Whoosh sejak awal 2025. Masyarakat menantikan proses hukum yang transparan dan berkeadilan dalam mengungkap kasus yang melibatkan proyek infrastruktur senilai ratusan triliun rupiah ini.
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
Gempa Magnitudo 3.9 Guncang Mandailing Natal Sumut: BMKG Ungkap Lokasi & Kedalaman
Komisaris Transjakarta Ainul Yaqin Dikecam Publik Jepang, Desak Pemecatan!
Demo Komisaris Transjakarta Ancam Penggorokan Leher, Publik Jepang Desak Larangan Masuk
Tes Baca Al-Quran Jadi Syarat Masuk Sekolah & TNI-Polri di Aceh, Ini Kata Gubernur