Contoh lain yang ia kemukakan adalah tsunami Aceh pada 2004. Ia mengingatkan bagaimana pemerintah di era Presiden SBY langsung menetapkan status bencana nasional.
"Di tahun 2004, terjadi tsunami di Aceh. Hari ini terjadi tsunami, malam itu juga diumumkan oleh Presiden SBY sebagai bencana nasional. Besoknya, berton-ton bantuan datang dari semua negara," ungkap Habib Rizieq sambil menceritakan pengalamannya ikut serta dalam aksi bantuan.
Mempertanyakan Kemampuan dan Realita di Lapangan
Habib Rizieq mempertanyakan kondisi saat ini di mana pemerintah disebut menolak bantuan dengan alasan masih mampu. Padahal, menurut pengamatannya, banyak masyarakat di wilayah terdampak masih kekurangan logistik, air bersih, dan aliran listrik.
"Tapi sekarang, giliran ada mau bantuan bilangnya, 'Nggak, kita masih mampu.' Masih mampu dari mana mampu? Kalau mampu jembatan sudah beres. Kalau mampu mayat udah selesai semua diangkat dalam waktu singkat," pungkasnya.
Kritik ini menyoroti perbedaan pendekatan dan urgensi dalam menetapkan status bencana nasional, serta membuka diskusi tentang efektivitas dan konsistensi kebijakan penanggulangan bencana di Indonesia.
Artikel Terkait
Oknum Polisi Bunuh Mahasiswi di Kalsel: Kronologi Lengkap Hubungan Intim hingga Pembunuhan
Habib Rizieq Kritik Laporan Menteri ke Prabowo Soal Bencana Sumatera: Fakta di Lapangan Berbeda
Pencuri Motor di Kramat Jati Nyaris Tewas Diamuk Warga, Ini Kronologi Lengkapnya
Viral! Habib Rizieq Minta Prabowo Tetapkan Bencana Nasional di Sumatera, Tuding Menteri Bermental ABS