Mantan Ketua KPK dan Akademisi UII Kritik Otoritarianisme & Miliarisasi Era Prabowo-Gibran
PARADAPOS.COM – Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Busyro Muqoddas menyoroti kembalinya otoritarianisme di Indonesia, yang ditandai dengan maraknya penangkapan aktivis dan masyarakat sipil secara sewenang-wenang. Menurutnya, situasi ini merupakan warisan dari pemerintahan Presiden Joko Widodo yang kini semakin menguat.
Pelemahan Masyarakat Sipil dan Represi terhadap Aktivis
Busyro menyatakan bahwa sejak era Presiden Jokowi, telah terjadi pelemahan masyarakat sipil dengan meningkatnya represi terhadap aktivis, sebuah pola yang disebutnya "mereplikasi era Soeharto". Pernyataan ini disampaikan dalam forum refleksi akhir Tahun 2025 yang digelar Pusat Studi Hak Asasi Manusia (Pusham) bersama Pusat Studi Agama dan Demokrasi (PUSAD) Universitas Islam Indonesia (UII).
Pelemahan tersebut, kata Busyro, terjadi hampir di semua lini. Dia menyindir kampus yang dinilai tidak banyak bersuara kritis terhadap Proyek Strategis Nasional (PSN) yang merugikan masyarakat, seperti proyek food estate dan Rempang Eco City. Bahkan, akademisi diibaratkannya sedang "minum pil tidur" karena sikap diam mereka yang justru berbahaya dan membiarkan kejahatan terjadi.
Kritik terhadap Pelemahan Lembaga Negara dan Dinasti Politik
Busyro juga mengkritik pelemahan berbagai lembaga negara. Sumber masalahnya, menurut dia, berawal dari Undang-Undang Partai Politik yang muncul sejak pemerintahan Jokowi, yang melemahkan kaderisasi dan memunculkan praktik dinasti politik. Hal ini ditandai dengan figur seperti Gibran Rakabuming yang menjadi wakil presiden. Busyro tegas menyatakan bahwa Indonesia sedang mengalami krisis kepemimpinan yang parah.
Menguatnya Miliarisasi dalam Program Pemerintahan Prabowo-Gibran
Forum dari UII tersebut juga menyoroti menguatnya peran militer (TNI) dalam sejumlah program strategis pemerintahan Prabowo-Gibran, seperti Makanan Bergizi Gratis (MBG), food estate, dan penanganan bencana. Pusham dan PUSAD UII secara tegas menyatakan sikap kritis mereka terhadap pemerintahan yang dinilai meniru rezim Orde Baru.
Artikel Terkait
Safa Marwah Buka Suara Klarifikasi Isu Simpanan Ridwan Kamil: Ini Hubungan Sebenarnya
LHKPN Prabowo: Helikopter Pribadi Tak Dicatat, Ini Rincian Kekayaan Rp 2 Triliun
Aktivis Greenpeace Teror Bangkai Ayam: Ancaman Terkait Kritik Banjir Sumatera & Deforestasi
Sherly Annavita Diteror: Kendaraan Diberi Tanda, Rumah Dilempari Telur Busuk - Fakta Lengkap