Sementara itu, dilansir dari AP News, dikatakan bahwa Australia telah bergabung dengan Amerika Serikat melakukan invasi Irak, pada tahun 2003.
Baca Juga: Jawab Komen Pengamat: Petani Bawang Brebes Dukung Kebijakan Pupuk Subsidi
Pada hari Senin, Arsip Nasional Australia merilis catatan Kabinet tahun 2003 sesuai dengan praktik tahunan tanggal 1 Januari, setelah berakhirnya ketentuan kerahasiaan selama 20 tahun.
Namun 78 dokumen yang berkaitan dengan perang Irak ditahan, karena dokumen tersebut disiapkan untuk Komite Keamanan Nasional, sebuah bagian dari menteri Kabinet yang mengambil keputusan terkait dengan keamanan nasional dan kebijakan luar negeri.
Pensiunan pegawai negeri Dennis Richardson telah ditunjuk untuk menyelidiki selama dua minggu apakah dokumen-dokumen itu ditahan sebagai bagian dari upaya menutup-nutupi politik.
Baca Juga: Korut Tembakkan Lebih dari 200 Peluru Artileri, Korsel Evakuasi Warga
Keputusan mantan pemerintahan konservatif untuk mengirim pasukan tempur Australia untuk mendukung pasukan AS dan Inggris dalam invasi Irak ditentang oleh Partai Buruh kiri-tengah Albanese, yang saat itu merupakan oposisi, dan memicu protes rbesar di Australia sejak Perang Vietnam.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: harianmassa.id
Artikel Terkait
Menteri Keuangan Pamer Topi 8%, Ini Strategi Pemerintah Pacu Pertumbuhan Ekonomi Era Prabowo
Kongres III Projo 2025: Bakal Jadi Partai Politik atau Tetap di Luar? Ini Keputusannya!
Deddy Corbuzier & Sabrina Chairunnisa Dikabarkan Cerai, Ini Faktanya!
Dibongkar Mahfud MD: 5 Pejabat Jokowi Dipecat Gara-gara Tolak Proyek Kereta Cepat Whoosh